Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Riset Bidang Kesehatan

Protein untuk Tekan Peradangan akibat Penyakit Paru-paru Kronis

Foto : ISTIMEWA

PENGEMBANGAN OBAT I Ilmuwan dari NUS Biological Sciences, Ge Ruowen (kiri) dan Fred Wong saat di laboratorium. Mereka menemukan properti baru dari protein yang mengarah untuk pengembangan obat paru-paru.

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Para ilmuwan dari National University of Singapore (NUS) telah menemukan properti baru dari protein yang ditemukan di paru-paru manusia, yang dapat mengarah pada pengembangan obat untuk mengobati penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

PPOK adalah penyakit paru-paru progresif yang merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Itu dapat disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap iritasi atau partikel, seperti asap rokok, dan gejalanya meliputi batuk, kesulitan bernapas, produksi lendir, dan mengi.

Salah satu peneliti, Fred Wong, dari Departemen Farmakologi di NUS Yong Loo Lin School of Medicine, mengatakan kepada The Straits Times bahwa COPD saat ini merupakan penyebab kematian ketiga di dunia.

"Setiap tahun, tiga hingga empat juta orang meninggal karena PPOK. Ini merupakan sekitar 6 persen dari kematian global, dan sangat luar biasa," katanya, seraya menambahkan bahwa saat ini tidak ada obat untuk PPOK.

Dua Kondisi Utama

Ge Ruowen dari Departemen Ilmu Biologi di Fakultas Sains NUS, yang memimpin tim peneliti, mengatakan bahwa pasien PPOK menunjukkan dua kondisi utama yaitu emfisema, di mana bagian paru-paru tertentu hancur sementara yang lain membesar dan obstruktif kronis, bronkitis, yang melibatkan peradangan saluran udara kecil di tubuh.

"Pasien PPOK mengalami kesulitan bernapas sehingga menghambat kemampuan mereka untuk bekerja atau berolahraga. Mereka tidak menyerap cukup oksigen, dan ini mempengaruhi fungsi jantung mereka juga. PPOK adalah kondisi yang sangat berbahaya, tetapi kesadaran masyarakat akan hal itu sangat rendah," katanya.

Wong mengatakan, saat ini obat yang diberikan kepada pasien PPOK terutama untuk meredakan gejala, dan tidak dapat menghentikan penyakit yang semakin parah atau menurunkan angka kematian pasien. Obat itu juga tidak dapat menekan peradangan jaringan yang mendasari pada pasien.

Namun, tim menemukan bahwa protein tertentu yang ditemukan di paru-paru, yang disebut isthmin 1 (ISM1), memainkan peran penting dalam menahan peradangan di paru-paru yang sehat.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top