Proses Panjang Pembebasan Pilot Susi Air
PEMBEBASAN PILOT SUSI AIR -- Menkopolhukam Hadi Tjahjanto (tengah) didampingi Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto (kiri) dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) memberikan keterangan pers terkait dibebaskannya pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/9). Philip yang merupakan WNA asal Selandia Baru itu berhasil dibebaskan dari penyanderaan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) setelah disandera sejak Februari 2023.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko SuwarsoJAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengungkapkan ada proses panjang pendekatan lunak (soft aproach) yang melibatkan banyak pihak di balik pembebasan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) selama 1,5 tahun.
"Visi-misi saya kan salah satunya untuk membebaskan sandera dengan soft approach ya, kita sudah lama sekali negosiasi, kemudian melibatkan seluruh elemen masyarakat termasuk TNI dengan Polri, kemudian Forkopimda yang ada di wilayah tersebut, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan alhamdulillah kemarin pagi (Philip Mark Mehrtens) bisa diserahkan ke kita," kata Agus di sela kegiatan HUT TNI Ke-79 di Monas, Jakarta, Pusat, Minggu (22/9).
Agus juga mengatakan bahwa saat ini Philip Mehrtens sudah diserahkan ke Pemerintah Selandia Baru dan diterima langsung oleh duta besar Selandia Baru untuk Indonesia. "Tadi malam saya dengan Kapolri dengan Menko Polhukam, atas nama pemerintah sudah menyerahkan kepada pemerintah New Zealand (Selandia Baru), diterima oleh duta besar New Zealand di Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut Agus juga mengatakan pihaknya akan memberikan apresiasi kepada semua personel yang terlibat dalam proses pembebasan tersebut. "Ya, kita akan beri apresiasi. Semua prajurit yang berprestasi kita beri reward, dan yang melanggar kita beri punishment. Itu visi-misi saya," tuturnya.
Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens merupakan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023.
Satgas Operasi Damai Cartenz 2024 kemudian melakukan pendekatan dengan melalui tokoh agama, gereja, adat, dan keluarga dekat dari Egianus Kogoya, hingga akhirnya membuahkan hasil.
Philip pada Sabtu, berhasil dijemput oleh Tim Gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam tim Satgas Operasi Damai Cartenz di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga.
Kemudian, Satgas menerbangkan Mehrtens ke Timika untuk proses cek kesehatan. Setelah dinyatakan sehat, Mehrtens diterbangkan dari Timika menuju ke Jakarta dengan menggunakan pesawat terbang milik TNI AU.
Pesawat TNI AU yang ditumpangi Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens tiba di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu pukul 22.26 WIB.
Tidak Represif
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengatakan pembebasan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens yang disandera KKB adalah proses negosiasi yang sangat panjang, serta kesabaran untuk tidak represif.
"Ini kan proses negosiasi yang sangat panjang dan kesabaran kita untuk tidak melakukan dengan represif," kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers di halaman Istana Merdeka Jakarta, Sabtu.
Presiden menekankan bahwa proses negosiasi yang panjang serta upaya Pemerintah untuk tidak melakukan tindakan represif bertujuan memastikan keselamatan dari Pilot Kapten Philip yang disandera.
Presiden pun mengapresiasi proses negosiasi panjang yang dilakukan TNI-Polri yang dinilainya sangat baik.
Sementara itu, manajemen Trigana Air Papua meningkatkan pengawasan terhadap penerbangan pada wilayah konflik dan rawan di daerah setempat. Hal itu dilakukan untuk mencegah kejadian yang dialami pilot Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens tidak terulang kembali terhadap pilot lainnya.
Direktur Trigana Papua Irwan Rochendi, di Sentani, Sabtu (21/9), mengatakan pihaknya tetap memberikan pengawasan terhadap daerah-daerah rawan. "Setiap hari sebelum pesawat (Trigana Air) terbang, kami meminta situasi dan kondisi di bandara tujuan seperti apa, barulah pesawat bisa terbang," katanya lagi.
Menurut Irwan, pihaknya sangat menjaga keselamatan pilot dan awak pesawat yang melakukan penerbangan saat itu. "Kami tidak memberikan izin penerbangan ketika mendapati informasi tidak kondusif atau tidak memungkinkan, maka pesawat tidak terbang," ujarnya.
Dia menyebut pihaknya melayani penerbangan di daerah pedalaman, di antaranya Yahukimo, Wamena Provinsi Papua Pegunungan, Tanah Merah Boven Digoel, dan Kabupaten Asmat Provinsi Papua Selatan.
"Semoga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di daerah Papua terus membaik, sehingga transportasi udara tetap berjalan lancar," katanya.
Trigana Air yang melayani penerbangan Papua memiliki jenis ATR yang maksimal memuat penumpang 40-42 orang.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Pakar Dokter Lintas Batas: Keracunan Metanol di Laos adalah Puncak Gunung Es
- Gunung Semeru Dua Kali Erupsi pada Sabtu Pagi
- AS Laporkan Kasus Flu Burung Pertama pada Anak
- Jonatan dan Sabar/Reza Tantang Unggulan Tuan Rumah di Semifinal China Masters 2024
- Christian Sugiono Bangun Luxury Glamping di Tepi Danau