Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Proses Bongkar Muat Petikemas di Pelabuhan Dipercepat

Foto : antara

Proses bongkar muat petikemas di pelabuhan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Saat ini, biaya pengangkutan (freight) petikemas, atau biaya kargo, secara global telah naik tajam. Kenaikan biaya tersebut berpengaruh pada upaya perbaikan kinerja industri pelayaran dan perekonomian nasional. Untuk ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mempercepat proses bongkar muat petikemas.

Dirjen Perhubungan Laut, R Agus H Purnomo mengatakan pandemi Covid-19 telah membawa dampak pada kinerja seluruh sektor perekonomian, tidak terkecuali industri pelayaran.

Dampaknya, hampir di semua negara harga sea freight dgn kontainer naik signifikan, waktu pelayaran lebih lama, terjadi penumpukan kontainer di pelabuhan, dan bongkar muat di pelabuhan pun lebih lama.

Untuk ini, Kemenhub telah menyiapkan sejumlah langkah untuk membantu kesulitan yang dialami industri pelayaran.

"Pertama, kami akan mengawasi percepatan proses bongkar muat sehingga petikemas dapat segera didistribusikan dan kapal bisa berlayar kembali. Kedua, kami juga akan mempercepat petikemas segera keluar dari pelabuhan sehingga kontainer segera dapat kembali ke depo dengan cepat," kata Agus di Jakarta, Senin (4/1).

Dia menambahkan agar langkah tersebut lebih efektif, pihaknya berharap kementerian dan lembaga negara terkait, melakukan percepatan yang sama. Pihaknya mengimbau kementerian terkait bisa mendukung upaya yang dilakukan Kementerian Perhubungan, yaitu mempercepat proses pengeluaran long stay container di pelabuhan.

Adapun operator pelayaran jalur utama (main line operator - MLO) diharapkan, tetap dapat memberi ruang muat dari Indonesia, untuk tujuan ekspor. MLO diharapkan dapat menyediakan petikemas 40 High Cube.

Agus juga mengatakan sejumlah negara telah menjalankan kebijakan penutupan (lockdown) lantaran pandemi, sejak awal tahun ini. Hal ini mengakibatkan terjadinya pembatasan pergerakan orang, barang, hingga pergerakan kapal.

Tak sedikit perusahaan pelayaran yang mengurangi kegiatan kapalnya, untuk menekan biaya operasional dan menstabilkan ongkos pengangkutan. Industri pelayaran global mulai menggeliat mulai Juli lalu, ketika Tiongkok mulai menaikkan frekuensi ekspor. Hanya saja, aktivitas di Tiongkok ini tak serta-merta memulihkan industri pelayaran global. mza/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top