Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Indonesia: Unity in Diversity

Promosi Toleransi Beragama Indonesia bagi Mahasiswa Slowakia

Foto : dok. KBRI Slowakia
A   A   A   Pengaturan Font

KBRI Bratislava di Slowakia bekerjasama dengan Constantine the Philosopher University di Nitra telah menyelenggarakan pameran foto oleh Pavol Demes, mantan Menlu Slowakia mengenai kehidupan beragama di Indonesia dengan tema "Indonesia: Unity in Diversity". Pameran berlangsung sejak 24 Apri2019 hingga 10 Mei 2019 di Constantine the Philosopher University di Nitra, Slowakia.

Foto yang ditampilkan merupakan foto-foto koleksi Pavol Demes saat kunjungan ke Indonesia pada April 2019 dalam rangka mempelajari secara langsung kehidupan beragama di Indonesia yang memiliki keragaman budaya, agama dan ras.Terdapat kurang lebih 75 foto yang ditampilkan untuk menggambarkan kehidupan beragama di Indonesia.

Dubes RI untuk Slowakia, Adiyatwidi Adiwoso dalam sambutan pembukaan pameran foto menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dari pihak universitas dan Pavol Demes sehingga pameran foto ini dapat terealisasi.

Menurutnya, sangat penting bagi Indonesia menginformasikan kepada publik Slowakia khususnya generasi muda Slowakia untuk mengenal Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan menjaga toleransi beragama. Diharapkan melalui pameran ini dapat diberikan pengertian bahwa setiap agama membawa ajaran kebaikan sehingga tidak perlu ada sentimen terhadap agama tertentu.

Rektor Constantine the Philosopher University dalam sambutannya menyampaikan bahwa pameran foto "Indonesia: Unity in Diversity" merupakan kerjasama pertama yang terjalin antara KBRI Bratislava dan pihak universitas. Rektor berharap kiranya kerjasama ini menjadi langkah awal untuk kolaborasi kerjasama yang lebih luas.

Untuk memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai Indonesia, Dubes RI memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di Constantine the Philosopher University bertema "Faces of Indonesia".

Kuliah umum ini memberikan gambaran kepada mahasiswa Slowakia mengenai kekayaan seni budaya, agama, suku bangsa, dan sejarah migrasi nenek moyang Indonesia yang berasal dari berbagai benua.

Sementara, Pavol Demes memberikan presentasi berupa "photo lecture". Ia memberikan penjelasan dari setiap foto-foto yang ditampilkan sebagai representasi keragaman budaya dan agama di Indonesia, dan lima dasar dari Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi dasar bagi rakyat Indonesia dalam hidup saling berdampingan dengan segala perbedaan yang ada.

Apresiasi disampaikan oleh para undangan dan mahasiswa yang melihat pameran foto dan mengikuti presentasi Dubes RI dan Pavol Demes. Menurut mereka, tidak terbayangkan Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dapat menghormati keberadaan agama lain, walau tidak dapat dipungkiri terdapat kelompok Islam yang beraliran keras. Namun demikan, negara memberikan jaminan dan kepastian kepada rakyatnya untuk beribadah sesuai agamanya masing-masing.

Seluruh rangkaian acara ditutup dengan resepsi yang menghidangkan kue-kue khas Indonesia seperti onde-onde, lapis singkong, risoles, kue lumpur dan dadar gulung.

Constantine the Philosopher University berada di Nitra yang berjarak sekitar 100 KM darikota Bratislava. Universitas ini merupakan salah satu dari enam universitas terbesar di Slowakia dengan 5 fakultas utama yaitu Faculty of Arts, Faculty of Central European Studies, Faculty of Education, Faculty of Natural Sciences, dan Faculty of Social Sciences and Health Care. sur/R-1

Pesona Bratislava

Mendengar Bratislava, nama kota yang terdengar asing. Ya, kota ini terletak di perbatasan antara negara Austria dan Hungaria. Berbeda dengan Kota Praha yang memang sudah terkenal. Namun demikian, Bratislava tak kalah indah dengan kota-kota di Eropa.

Bratislava, ibukota Slowakia ini terletak di pinggiran Sungai Donau, kira-kira 56 kilometer di sebelah timur Wina. Kota ini hanya memiliki setengah juta penduduk.

Bratislava tampak seperti sang adik jika dibandingkan dengan ibu kota-ibu kota tetangganya-Budapest, Wina, dan Praha. Namun, selama lebih dari dua abad, ia sudah menjadi ibu kota Hongaria, dan mendapat kemuliaan karena statusnya yang istimewa itu.

Bratislava yang letaknya dekat Sungai Donau, sungai terpanjang kedua di Eropa. Wilayah sekitar Bratislava yang sekarang sudah sejak dahulu merupakan jalur persimpangan yang sibuk. Sekitar tahun 1500 SM, salah satu dari Amber Routes (Jalan Amber), jalur-jalur perdagangan penting yang menghubungkan Eropa sebelah utara dan selatan, melintasi kota ini.

Pada 1526, Bratislava memulai peranannya sebagai ibu kota Hongaria untuk waktu yang cukup lama hingga 1784. Sementara itu, campuran etnik Bratislava menjadi semakin bervariasi. Populasinya yang kebanyakan adalah orang Slavia dan Hongaria, diperkaya dengan masuknya orang Jerman dan Yahudi.

Pada awal abad ke-20, Bratislava telah menjadi sebuah kota multinasional dan multikultural. Namun, orang-orang Ceko serta Rumania (kaum Gipsi) juga punya peran penting, demikian pula dengan masyarakat Yahudi.

Sebelum Perang Dunia I, hanya sekitar 15 persen penduduknya adalah orang Slowakia. Tetapi, pada 1921, orang Slowakia telah menjadi kelompok populasi terbesar di antara banyak suku bangsa di kota itu. Tak lama kemudian, awan gelap Perang Dunia II membayangi Eropa. Sejarah Bratislava pun memasuki babak menyedihkan, yang merusak keharmonisan etnik di kota itu. Pertama-tama, orang Ceko dipaksa angkat kaki. Lalu, orang Rumania dan penduduk Yahudi dideportasi, dan ribuan akhirnya menemui ajalnya di kamp-kamp konsentrasi.

Seusai Perang Dunia II, mayoritas penduduk berbahasa Jerman juga dideportasi dari kota itu. Pada akhirnya, orang-orang dari berbagai kelompok etnik ini kembali ke kampung halaman mereka, dan kehadiran mereka masih memperkaya suasana Bratislava.

Bratislava sekarang nampak indah. Dari kebunnya, kita dapat menikmati pemandangan kota yang indah terbentang di kedua sisi Sungai Donau. Di bawah bukit itu, persis di bawah daerah kastil, kita menemukan Kota Tua, pusat sejarah Bratislava.

Seraya menyusuri jalan sempit yang penuh keanekaragaman, kita merasa seolah-olah hidup di abad-abad lampau. Wisatawan juga bisa pulang membawa cendera mata yang menarik. Banyak toko yang menjual produk-produk buatan tangan, seperti taplak meja berenda yang cantik atau boneka yang mengenakan kostum nasional.

Begitu juga di Pasar Alun- Alun Utama, di sana, kita dapat berbelanja seperti yang dilakukan penduduk Bratislava selama berabad-abad. sur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top