Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Surat Utang - Jasa Marga Berencana Terbitkan “Project Bond” Rp1,5 Triliun

"Project Bond" Berisiko Tinggi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penerbitan project bond atau obligasi berbasis proyek bakal menjadi salah satu alternatif pendanaan dalam pembangunan infrastruktur. Apalagi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa waktu lalu berjanji akan menyempurnakan regulasi yang memungkinkan penerbitan instrumen guna memfasilitasi pembiayaan pembangunan infrastruktur, baik yang telah dalam taraf pengembangan (brown field projects) maupun yang masih dalam taraf awal pembangunan (green field projects). Selain project bond, ada juga perpetual bonds dan infrastructure bond.

Kepala Riset PT Indo Mitra Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan aturan project bond sudah lama dikaji oleh otoritas terkait, namun hingga kini belum juga ada perkembangannya. "Padahal, project bond sangat baik karena bisa memfasilitasi keinginan pemerintah mengembangkan pembangunan infratruktur," kata dia, di Jakarta, Selasa (22/8).

Project bond mencuat setelah PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengungkapkan tengah menyiapkan alternatif pendanaan lain, yakni menerbitkan project bond untuk pendanaan jangka panjang. JSMR bahkan telah melakukan registrasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan rencananya pada akhir September atau awal Oktober 2017 diterbitkan.

Nico menjelaskan kebutuhan pendanaan untuk pembangunan infrastruktur memang sangat besar. Makanya, JSMR berencana emisi project bond guna menanggulangi pembiayaan. "Biasanya JSMR bergantung dari APBN, tapi kini bisa membangun di luar itu, yakni melalui obligasi," ucap dia.

Berdampak ke Investor

Nico menambahkan, atas dasar alasan itulah berdampak ke para investor. Sebab uang yang sudah diinvestasikan tidak bisa kembali, lalu apa yang akan dijadikan sebagai underlying. "Seharusnya project bond memberikan kupon yang lebih tinggi dibandingkan obligasi pada umumnya. Meskipun project bond itu utang dan ada jaminannya, tapi tingkat risikonya jauh lebih besar apabila sewaktu-waktu proyeknya mandek.

Berbeda dengan obligasi konvensional yang diterbitkan perusahaan tidak bisa bayar, tapi masih punya aset," tegas dia. Project bond digagas untuk mendukung dan membantu pemerintah dalam membangun infrastruktur. Namun, kalau yang menerbitkan korporasi atau emiten, setidaknya mereka sudah mempunyai track record, seperti PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

Di sisi lain, kalau infrastruktur yang sedang dibangun mengalami kendala, namun masih memiliki aset yang lain. "Bagaimanapun yang namanya capital market itu high risk high return. Namun, bond memiliki risiko yang tinggi, tetapi tetap mendapatkan kupon. Bahkan, Jasa Marga sebagai perusahaan BUMN akan dibantu pemerintah kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Jasa Marga, Donny Arsal, berharap project bond bisa diterbitkan pada akhir September atau awal Oktober 2017. Dana yang diincar dari project bond sekitar 1,5 triliun rupiah. Dana hasil penerbitan project bond ditujukan untuk pendanaan jangka panjang. "Kami berencana menerbitkan project bond sebesar 1,5 triliun rupiah," ujar Donny.

Project bond merupakan yang pertama dari Jasa Marga. Tujuannya pun untuk mendapatkan sumber pendanaan yang lebih panjang dengan bunga atau kupon yang lebih pasti. Sebab, kuponnya fixed dengan tingkat kupon yang lebih rendah dan tanpa adanya tekanan cashflow untuk installment.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top