Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Otomotif I Konsep “Hybrid” Jadi Pionir Program Mobil Listrik Nasional karena Sangat Efisien

Program Mobil Listrik Mesti Bertahap

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia saat ini belum siap mengimplementasikan teknologi mobil listrik seutuhnya atau Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) karena infrastruktur tak mendukung.

Tang erangrang - Kendaraan elektrifikasi berbasis teknologi hybrid atau dikenal dengan Hybrid Electric Vehicle (HEV) berpeluang besar dikembangkan sebagai tahap awal program industri mobil listrik nasional. Selain mampu menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan, kendaraan jenis HEV bisa langsung diimplementasikan karena tidak membutuhkan dukungan tambahan, seperti jenis mobil elektrifikasi lainnya.

"Konsep mobil HEV bisa langsung diimplementasikan karena tidak membutuhkan infrastruktur tambahan. Selain itu konsumsi bahan bakarnya dua kali lebih efisien disbanding mobil konvensional," ungkap Ketua Tim Riset ITB, Agus Purwadi, dalam seminar terkait Studi Pengembangan Electrified Vehicle di Indonesia di Tangerang, Banten, Kamis (9/8).

Electrified Vehicle Comprehensive Study merupakan kerja sama Kementerian Perindustrian dengan enam perguruan tinggi dengan menggunakan 12 unit kendaraan Toyota terdiri dari Toyota Corolla dengan mesin konvensional, Corolla dengan mesin (HEV), Toyota Prius dengan teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Enam perguruan tinggi yang dilibatkan adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universtitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Udayana.

Dalam paparan hasil riset awal, Tim Riset ITB menyebutkan, pengujian telah dilakukan selama 44 hari dengan jarak tempuh 2.000 km dengan penggunaan di dalam dan di luar kota Bandung. Hasilnya, konsumsi bahan bakar mobil Toyota Corolla Hybrid memiliki efisiensi 2 kali lebih baik dibandingkan Corolla dengan mesin konvensional.

Konsumsi bahan bakar mesin konvensional mencapai 10,2 km per liter, sedangan konsumsi bahan bakar HEV 22,7 km per liter. Hasil riset itu juga menyebutkan, mobil Hybrid ini sama sekali tidak membutuhkan infrastruktur tambahan sehingga bisa langsung diimplementasikan.

"Mobil PHEV memang jauh lebih irit dibanding HEV, apalagi ICE. Tapi PHEV membutuhkan infrastruktur tambahan. Kalau mau segera implementasikan maka mobil HEV pilihannya karena tidak mebutuhkan infrastruktur tambahan," kata Agus.

Dukungan Gaikindo

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, mengatakan pihaknya sangat mendukung kebijakan pengembangan industri kendaraan elektrifikasi yang telah dicanangkan pemerintah. Namun, dia menyarankan agar implementasinya secara bertahap. Untuk tahap awal, lanjutnya, sebaiknya dikembangkan konsep mobil hybrid mengingat membutuhkan infrastruktur tambahan.

Disebutkannya, apabila PHEV membutuhkan waktu yang panjang. Selain itu, saat ini banyak agen pemegang merek (APM) telah memasarkan produk-produk hybrid. Sejalan dengan penerapan kebijakan tersebut, biar nantinya konsumen yang menentukan produk mobil elektrifikasi yang akan mereka pilih.

"Yang harus disiapkan adalah infrastrukturnya untuk mendukung kehadiran produk electrified vehicle itu. Ketika harga bahan bakar minyak sudah tinggi dan infratrsuktur memadai, masyarakat pasti akan beralih memakai produk tersebut," kata Nangoi.

Sementara itu, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin Harjanto mengatakan, untuk jangka pendek pihaknya cenderung mengembangkan teknologi PHEV. Meski infrastrukturnya belum terbangun, PHEV lebih efisien hemat energi dan ramah lingkungan.

Pengembangan kendaraan elektrifikasi memang butuh tahapan-tahapan. Terkait dengan efisiensi maka kebijakan ini tidak bisa dilepaskan dari konsep energy security. Kemenperin menghendaki full efficiency sehingga untuk tahap awal cenderung dikembangkan ke Hybrid Plug-In Electriv Vehicle.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top