Program Makan Bergizi Gratis Harus Berdayakan Pelaku UMKM
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar saat memimpin Rapat Tingkat Menteri di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (3/2/2024).
Foto: ANTARA/FauzanJakarta - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat, terutama bagi pelaku usaha lokal di sekitar sekolah, UMKM, hingga koperasi.
"MBG ini harus betul-betul punya dampak ekonomi bagi masyarakat desa, bagi UMKM, bagi koperasi, bagi pelaku ekonomi di sekitar sekolah," ujarnya sesuai menggelar Rapat Tingkat Menteri di Kemenko PMK di Jakarta, Selasa.
Muhaimin menjelaskan bahwa selain memberikan manfaat dalam bentuk pemenuhan makanan bergizi bagi siswa, program MBG juga harus mendukung pemberdayaan ekonomi di tingkat desa dan komunitas lokal.
- Baca Juga: KPK Akan Bawa Pj Wali Kota Pekanbaru yang Terjaring OTT ke Jakarta
- Baca Juga: Rapat Kerja Kemenag
Program MBG ini, kata dia, mesti menjadi ekosistem penggerak perekonomian masyarakat. Dengan demikian, para siswa akan terpenuhi dari sisi gizi, sementara di sisi lain masyarakat sekitar juga akan berdaya lewat pertumbuhan ekonomi.
"Kami akan terus bersinergi agar pelaksanaan MBG ini tidak hanya memberi makan bergizi, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar," ujarnya.
Penyelenggaraan MBG, menurut Muhaimin, harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan ekonomi lokal, agar pelaku usaha dapat merasakan manfaat dari program ini dalam jangka panjang.
Dengan melibatkan UMKM dan koperasi, diharapkan akan tercipta lapangan kerja baru serta mendorong perekonomian desa dan wilayah setempat.
"Sehingga program ini tidak hanya memberi makan bergizi, tapi justru makan bergizi tersedia dan berdampak ekonomi pada masyarakat," kata dia.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menargetkan sebanyak 82,9 juta orang menjadi penerima program MBG yang dihimpun dari berbagai sumber resmi dan akan diverifikasi di lapangan.
"Pertama, basis utamanya dari sekolah, dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Dadan.
Ia menyebutkan kelompok sasaran utama program ini meliputi siswa sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Kenakan Tarif Impor untuk Menutup Defisit Anggaran
- 3 Penyakit Kulit Kambuh Terus? Mungkin Delapan Makanan Ini Penyebabnya
- 4 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 5 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
Berita Terkini
- Dosen Unja rancangan sistem irigasi teknologi angin di Kota Jambi
- BBWS Bengawan Solo komitmen lestarikan sumber air untuk masa depan
- Daop 2 tambah enam kereta untuk periode Natal-Tahun Baru 2024/2025
- Boygroup K-pop Seventeen Jadi Salah Satu Penampil di Ajang Billboard Music Awards 2024
- Dukung Swasembada Pangan, PIS Dorong Produktivitas Lahan Petani di Sleman