Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Program Kampus Merdeka Boleh Tidak Sesuai dengan Prodi

Foto : ISTIMEWA

belajar di kampus

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Program Kampus Merdeka sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar boleh tidak sesuai prodi. Khususnya dalam program magang di luar prodi, mahasiswa sebagai peserta boleh memilih tempat yang tidak sesuai dengan keilmuannya. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, dalam pembukaan Program Magang Kampus Merdeka di DPR RI, di Jakarta, Rabu (29/9).

"Banyak berargumentasi, tapi tidak nyambung dengan prodi. Kebijakan ini maksudnya biar di luar prodi. jadi tidak ada urusan itu nyambung atau tidak dengan prodinya," ujarnya. Dia mengatakan, hal tersebut untuk memperluas wawasan mahasiswa baik di dalam maupun di luar prodi.

Nadiem mengakui masih banyak mahasiswa yang terhambat untuk ikut program Kampus Merdeka. Menurutnya, masih ada kampus yang kerepotan untuk mengonversi 20 satuan kredit semester (SKS). "Banyak mahasiswa yang masih dihambat 20 sksnya," ucapnya.

Lebih jauh, Nadiem memastikan, kementerian akan membantu dan mendukung agar mahasiswa peserta program Kampus Merdeka mendapat 20 SKS. Dia pun meminta perguruan tinggi untuk tidak menghambat proses kuliah dan kelulusan mahasiswa yang ikut dalam program Kampus Merdeka.

Bahkan, dia meminta kampus untuk menyediakan program Kampus Merdeka. Hal tersebut untuk mewadahi mahasiswa yang tidak bisa ikut dalam program Kampus Merdeka secara nasional.

"Kampus Merdeka ini mem-by pass sistem kredit dari universitas. Selama mahasiswa memenuhi kriteria dan diterima dalam program-program Kampus Merdeka yang disetujui kementerian dia wajib mendapat 20 SKS," ucapnya.

Nadiem mengatakan, Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan prioritasnya untuk menyiapkan kompetensi mahasiswa. Menurutnya, setelah lulus dari kampus, banyak sekali tantangan yang sulit dipelajari selama kuliah.

Dia menilai, mahasiswa perlu untuk belajar banyak hal di luar kampus. Dia percaya dengan waktu yang terkontrol dan bimbingan yang tepat mahasiswa memiliki keahlian untuk menjawab tantangan setelah lulus.

"Dalam dunia nyata ada meeting, bukan ujian. Ada kolaborasi dan kerja tim, bukan angka IPK aja. Di dunia nyata kita diberikan suatu tanggung jawab untuk menghasilkan suatu hasil karya," tandasnya.

Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top