Profesi Akuntan di Era Digital
Ignatia Ryana, Dosen Prodi Akuntansi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Dampak digitalisasi dari kacamata peningkatan profitabilitas, berhubungan dengan pengurangan biaya dan peningkatan skala produksi. Profesi akuntan tentu masih bisa terlibat dalam proses digitalisasi. Otomatisasi mesin dan teknologi yang dibangun perusahaan akan melibatkan desainer eksternal. Dalam bidang akuntansi mereka disebut sistem analis. Seorang system analyst akan melakukan desain sistem yang sesuai dengan proses bisnis perusahaan. System analyst musti memastikan teknologi perusahaan dapat dipercaya dan transparan.
Masa depan pekerjaan akan berubah, namun keberadaan teknologi tidak perlu disikapi sebagai sebuah ancaman yang menyebabkan pengangguran. Efisiensi proses berasal dari eleminasi redundancy, sedangkan peningkatan profit adalah akibat kenaikan skala produksi. Respons positif pemerintah dan kontribusi organisasi profesional pada peralihan pekerjaan akibat adanya digitalisasi diperlukan untuk mampu menciptakan kontrol dan keamanan. Dengan kata lain, batas-batas pekerjaan dan sistem pengendalian perlu bekerja secara berkesinambungan sehingga teknologi bukan dimanfaatkan untuk kepentingan individu.
Terdapat peluang sekaligus ancaman bagi profesi akuntan saat ini. Seorang akuntan harus mengikuti perkembangan zaman secara komprehensif. Jika dulu internal auditor cukup berfokus pada historical view, maka saat ini mereka wajib memiliki pandangan ke depan. Keterlibatan kantor akuntan publik yang secara berkala menyiapkan laporan keuangan, harus mempu merespon digitalisasi dan sustainability.
Pekerjaan akuntan tidak hanya berbasis pada data historis semata yang secara kilat dapat dikerjakan oleh robot. Nyatanya, pekerjaan akuntansi memerlukan jugdement secara profesional. Oleh karena itu, sebagai organisasi professional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) harus selalu tumbuh, kuat dan berkelanjutan.***
Redaktur : Eko S
Komentar
()Muat lainnya