Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Prof M Said: Bahaya Transmisi Ideologi Non-Pancasila Lebih Dahsyat

Foto : KORAN JAKARTA/ISTIMEWA

Para alumni Lemhannas di sela sela diskusi ringan memperingati HUT RI ke-78 di Jakarta akhir pekan kemarin.

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam kesempatan pertama, Prof Muhammad Said mengajak mengheningkan cipta, merefleksikan hakekat kemerdekaan setelah 78 tahun Indonesia merdeka. Dia mengajak bermuhasabah, bertafakur merenungkan penderitaan lahir batin para pahlawan di masa lalu dan mendoakan yang terbaik bagi mereka.

"Heningkan cipta memiliki makna strategis. Selain penguatan sense of responsibility sebagai penikmat kemerdekaan, juga mengkontekstualisasikan penjajahan dan kemerdekaan dengan kondisi faktual hari ini. Tujuannya, selain untuk menghindari kesalahpahaman (misunderstanding) bahwa hari ini tidak ada lagi penjajah yang harus dilawan, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran yang membuat kita berat meninggalkan zona nyaman. Penjajahan ala modern lebih dahsyat," tuturnya.

Prof Muhammad Said menyebutkan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), misalnya harus diakui dan diterima kontribusi konstruktifnya dalam meningkatkan perbaikan dan kualitas diri, serta membawa kemudahan dalam seluruh sektor kehidupan. Tapi di sisi lain, ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan nasionalnya begitu dahsyat seperti terjadi transmisi ideologi non-Pancasila yakni kapitalisme, komunisme, dan ideologi agama.

"Begitu pula jaringan narkoba merusak jiwa dan masa depan anak bangsa, serta pornografi yang merusak prefrontal cortex (PFC) yang berfungsi sebagai filter moral. Bahkan, dampaknya lebih luas; secara ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan ketahanan keamanan," tegasnya.

Di akhir diskusi, Prof Muhammad Said memaparkan tugas berat yang harus diemban hari ini dan ke depan. Pertama, merawat dan mengembangkan kemerdekan dengan cara edukatif dan dalam koridor etika dan moral Pancasila.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top