Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Pertanian I Pemerintah Hanya Memotivasi Petani lewat Subsidi Benih dan Pupuk

Produk Petani Harus Dibeli dengan Harga yang Pantas

Foto : KORAN JAKARTA/WAHYU AP

INFLASI OKTOBER 0,07 PERSEN I Seorang pedagang cabai melayani pembeli di Pasar Baru Bekasi, Senin (2/11). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Oktober terjadi inflasi sebesar 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberi kontribusi laju inflasi Oktober adalah cabai merah andilnya 0,09 persen, bawang merah andilnya 0,02 persen, dan satu lagi minyak goreng sebesar 0,09 persen.

A   A   A   Pengaturan Font

"Supaya petani bergairah dan hasil produksi dapat mencukupi permintaan, mereka perlu dirangsang dari sisi harga. Kita bisa mengambil pelajaran dari negara-negara maju yang menerapkan pull motivation berupa harga beli yang pantas," kata Ihsannudin.

Selama ini, jelasnya, pemerintah hanya menerapkan push motivation berupa subsidi benih dan pupuk, padahal rangsangan seperti ini sifatnya hanya lebih memotivasi. Apalagi, karakter dari hasil pertanian berbeda dengan produk industri yang sifatnya producer preference yakni harga ditetapkan oleh produsen berdasarkan biaya produksi dan promosinya.

"Produk pertanian lebih bersifat consumer preference. Artinya, ditentukan oleh masyarakat pembeli. Pemerintah perlu mulai memikirkan menyubsidi harga belinya ke petani seperti yang dilakukan negara lain. Selama ini belum dilakukan karena kesiapannya kurang," katanya.

Secara terpisah, Penasihat Senior Indonesian Human Rights Committee for Social Justice (IHCS), Gunawan, mengatakan bukan hal aneh kalau harga produk pertanian jatuh ketika datang musim panen karena pasokan yang berlebihan dan di saat yang sama ketika musim panen justru pemerintah malah mengimpor pangan sehingga harga di tingkat petani otomatis jatuh.

"Belum lagi harga gabah sering dimainkan oleh oknum pengepul dengan menunda pembelian. Dalam posisi terdesak, petani akhirnya menjual murah," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Djati Waluyo, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top