Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gernas BBI I Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara Ditargetkan 1,4 Miliar pada 2023

Prioritaskan Konsumsi Pangan Lokal Ketimbang Impor

Foto : ISTIMEWA

LUHUT BINSAR PANDJAITAN Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi - Hari Belanja Online Nasional ditargetkan memperoleh transaksi sebesar 20 triliun rupiah, dengan 70 persen persen produk yang terjual adalah produk dalam negeri.

A   A   A   Pengaturan Font

» Belanja pemerintah untuk produk dalam negeri baru terealisasi 590 triliun dari komitmen 996 triliun rupiah atau 60 persen.

» Konsumsi pangan lokal efek ekonominya berlipatlipat serta tidak menggerus devisa untuk impor.

JAKARTA - Upaya pemerintah memasifkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) pada 2023 bersama program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) dinilai sangat baik untuk mengoptimalkan berbagai potensi dalam menggerakkan roda perekonomian. Kendati demikian, pemerintah diminta tidak mengartikan sempit gerakan tersebut sebatas konsumsi produk industri, tetapi lebih pada hal mendasar yaitu memberi prioritas pangan lokal.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam Harvesting Gernas BBI, pekan lalu, mengatakan BBWI rencananya akan diluncurkan sekaligus pada ajang Anugerah Bangga Buatan Indonesia (ABBI), pekan depan.

"Merespons karakteristik masyarakat yang hobi kuliner dan traveling, kita akan implementasikan Bangga Berwisata di Indonesia Aja, dengan target jumlah perjalanan wisatawan Nusantara mencapai 1,2 hingga 1,4 miliar perjalanan pada 2023," kata Luhut dalam sambutannya secara daring seperti dikutip dari Antara.

Upaya yang dilakukan pemerintah itu diperkirakan dapat menghasilkan pendapatan pariwisata senilai 3.281,7 triliun rupiah atau setara 18,4 persen dari PDB nominal, atau memberi dampak ekonomi langsung sekitar 4.283,7 triliun rupiah.

Untuk itu, Luhut meminta Kementerian BUMN melalui InJourney, bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) agar mengawal dengan baik upaya-upaya yang dilakukan pada 2023 agar BBWI dapat berjalan seiring dengan rangkaian agenda Gernas BBI 2023.

Indonesian Journey atau InJouney adalah BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia yang beranggotakan PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata.

Luhut mengemukakan, dari target 30 juta unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang onboarding pada 2024, per Oktober 2022 sudah terdapat 20,6 juta unit UMKM yang onboarding ke ekosistem digital.

Dia juga mengajak seluruh masyarakat dapat membantu UMKM dengan belanja produk lokal agar transaksinya meningkat. Utamanya, melalui Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang didukung seluruh e-commerce mulai 10 hingga 12 Desember 2022.

Harbolnas ditargetkan memperoleh transaksi sebesar 20 triliun rupiah, dengan 70 persen persen produk yang terjual adalah produk dalam negeri. "Untuk itu, kita harus cerdas berbelanja, utamakan produk anak bangsa," tegas Luhut.

Hal penting lainnya yang disampaikan Luhut adalah yakni terkait belanja pemerintah untuk Produk Dalam Negeri (PDN) yang hingga 6 Desember 2022 baru terealisasi sebesar 590 triliun rupiah dari komitmen 996 triliun rupiah atau 60 persen.

Lebih lanjut, Luhut juga menyampaikan agar selanjutnya pada Gernas BBI 2023, pemda memiliki peran utama sebagai campaign manager, yang akan mengorkestrasi seluruh pihak dalam penyelenggaraan Gernas BBI.

"Kami sudah rapat dengan sembilan gubernur, sekda, bupati, wali kota dari daerah lokus Gernas BBI 2023, bersama Kemendagri, PanRB. Harapannya, pemda dapat berperan lebih aktif dan menjaga keberlanjutan Gernas BBI ke depannya," kata Luhut.

Sebatas Slogan

Pengamat Ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Yohanes B Suhartoko, mengatakan, beberapa dekade yang lalu juga pernah dicanangkan Aku Cinta Buatan Indonesia, namun tampaknya hanya sebatas slogan saja.

Komitmen mencintai produk lokal lebih banyak ramai di tataran wacana, tetapi eksekusinya berjalan lambat.

"Itulah kelemahan kita, ketika mencanangkan sesuatu kurang fokus kepada kondisi awal, target pencapaian berdasarkan ukuran kuantitatif dan waktu, strategi pencapaian dan monitoring serta evaluasi," tegasnya.

Menurut Suhartoko, Gernas BBI kalau secara riil terjadi akan mempunyai dampak yang luas terhadap kesejahteraan masyarakat, mengingat jumlah penduduk yang besar sehingga berpotensi menggerakkan pasar.

Dia menambahkan bahwa gerakan mencintai produk lokal tidak ditafsirkan sempit hanya untuk produk-produk hasil industri saja, tetapi harus dilihat secara luas. "Ini juga bisa ditafsirkan dari konteks pangan. Prioritaskan pangan hasil produksi sendiri. Jangan impor terus. Efek ekonominya akan berlipat-lipat dan devisa juga tidak tergerus oleh impor.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top