Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ibadah Haji | Investasi Dana Haji untuk Tingkatkan Pelayanan Jemaah

Prioritaskan Calon Jemaah Haji Usia 75 Tahun ke Atas

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sekitar 67 hingga 70 persen calon jemaah haji berisiko tinggi atau rentan kesehatannya karena penyakit ataupun usia. Karena itu, Komisi Pengawasan Haji Indonesia merekomendasikan agar pemerintah memprioritaskan calon jemaah usia 75 tahun ke atas yang memenuhi syarat istitha'ah (kemampuan fisik dalam berhaji).

Komisioner KPHI bidang Kesehatan, Abidinsyah Siregar, mengatakan jumlah jemaah haji berisiko tinggi meningkat sejak lima tahun terakhir. "Dalam lima tahun, yang semula 40-45 persen, sekarang 67-70 persen," kata Abidin.

Dari seluruh jemaah haji yang berisiko tinggi, 20 persennya berusia 60 tahun ke atas. Dia mengungkapkan, banyak jemaah dengan status risiko tinggi yang usianya bahkan masih di bawah 60 tahun.

Abidin mencontohkan kondisi safari wukuf, yakni jemaah haji yang dirawat di rumah sakit dibawa ke Arafah untuk melaksanakan ibadah wukuf, kemudian langsung kembali ke rumah sakit lagi setelah selesai, tidak memenuhi kuota yang disediakan.

Pada tahun 2018 hanya 100 orang yang melaksanakan safari wukuf dan sekitar 200 orang pada tahun-tahun sebelumnya dari 400 slot yang disediakan Kementerian Agama.

Namun, lanjut Abidin, sedikitnya yang melakukan safari wukuf bukan disebabkan yang sakit sedikit, namun hanya sedikit jemaah sakit yang dibawa ke Arafah untuk melaksanakan safari wukuf.

Sedangkan untuk masalah jemaah haji yang mengalami gangguan jiwa berupa demensia pada 2018 paling tinggi sebanyak 80 orang, dengan 36 orang di antaranya gangguan jiwa berat.

Oleh karena itu, KPHI meminta pada pemerintah agar penyelenggaraan pemeriksaan haji mulai tiga tahun sebelum berangkat, dan menjelang berangkat agar bisa memantau kondisi kesehatan calon jamaah secara berkala.

"Harus dilaksanakan secara serius sejak di Puskesmas, dua sampai tiga tahun sebelum berangkat atau sejak hari ini jika tahun ini belum dilaksanakan. Agar kita dapat riwayat penyakit dan riwayat obat setiap jamaah," kata dia.

Abidin menjelaskan PR pemerintah Indonesia saat ini ialah menurunkan angka jemaah dengan risiko tinggi agar bisa melaksanakan ibadah haji dengan baik.

Jika dibandingkan negara-negara Asia lain, Indonesia merupakan negara dengan jemaah haji berisiko tinggi paling banyak.

Dalam kesempatan yang sama, ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Samidin Nashir, mengatakan KPHI juga memberikan 12 rekomendasi lainnya untuk perbaikan penyelenggaraan haji ke depan yang ditekankan pada empat aspek, yaitu bimbingan ibadah haji, pelayanan kesehatan, perlindungan jemaah, dan pelayanan selama di ibadah Armina.

Samidin merekomendasikan agar pemerintah memprioritaskan calon jemaah usia 75 tahun ke atas yang memenuhi syarat istitha'ah. "Dari 3,8 juta daftar antrean calon jemaah saat ini terdapat 296 ribu lebih yang usianya di atas 75 tahun," pungkasnya.

Dana Haji

Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Anggito Abimanyu, mengatakan akan menginvestasikan langsung potensi dana haji tersedia tahun 2018 sebesar 114 triliun rupiah di sektor penerbangan dan katering. Investasi di sektor ini sekaligus untuk peningkatan pelayanan jemaah haji Indonesia.

"Fokus kami investasi langsung untuk jemaah. Kami tetap amanah untuk alokasi dana semata-mata untuk umat. Jadi tidak ada satu sen pun untuk infrastruktur," kata Anggito.

Investasi tersebut fokus di Indonesia dan Arab Saudi. Di bidang penerbangan, BKPH akan bekerja sama dengan Garuda Indonesia, sementara di Arab Saudi fokus untuk investasi hotel dan katering.

Selain itu, sejumlah kerja sama juga akan dilakukan di sektor lain seperti dengan Pertamina untuk bahan bakar pesawat yang mengangkut calon jemaah haji.

Anggito mengatakan investasi sektor penerbangan dan katering tersebut diupayakan secepatnya bisa terealisasi. Namun, jika pada musim haji 2019 belum tercapai kerja sama di sektor itu, upayanya masih akan terus dilanjutkan karena merupakan kebutuhan.eko/Ant/E-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top