Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Prinsip Manajemen Alkitabiah Mengatasi Masalah

A   A   A   Pengaturan Font

Jika berfokus hanya untuk menyenangkan Allah, hidup akan sederhana. Tak peduli apa pun yang dipikirkan orang lain. Selain itu, Yesus mengetahui yang hendak dicapai. Ini melahirkan prioritas. Jika hidup tidak berdasarkan prioritas, akan mudah ditekan orang lain. Kesibukan tidak selalu berarti produktivitas. Tanpa prioritas, bisa saja sibuk sepanjang waktu, namun tidak menyelesaikan apa-apa.

Yesus senantiasa fokus pada satu hal setiap waktu. Ini prinsip konsentrasi. Yesus sangat ahli dalam hal ini. Beberapa orang berusaha mengalihkan Yesus dari jadwal rencana-Nya. Dia terus bergerak maju mencapai tujuan-Nya. Saat ada 30 yang harus dikerjakan di meja, maka bersihkan meja, kerjakan satu. Setelah selesai, kerjakan satu lainnya. Orang tidak bisa mengejar dua kelinci sekaligus, harus fokus pada salah satu. Ketika usaha terpecah, dia tidak akan efektif (hlm 103).

Yesus mengerjakan tugas-tugas-Nya tidak sendirian, walaupun sebenarnya mampu. Dia mendelegasikan kepada 12 Rasul agar menyertai-Nya dalam memberitakan Injil. Manusia mudah gelisah karena berpikir segala sesuatu bergantung padanya. Dia enggan mendelagasikan pekerjaan karena terlalu menyombongkan diri, seolah orang lain tidak bisa mengerjakan. Padahal mengerjakan sendiri tanpa bantuan sering kali gagal, sehingga stres.

Membangun kebiasaan berdoa adalah penawar stres yang luar biasa. Yesus sering bangun pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap. Dia pergi ke tempat sunyi untuk berdoa. Jika Dia menyediakan waktu untuk berdoa, padahal begitu sibuk, umat perlu meniru-Nya. Sejenak waktu teduh sendirian dengan Allah dapat menjadi saat pelepasan berbagai tekanan hidup. Curahkan isi hati dan pikiran kepada-Nya (hlm 159).

Buku ini ditulis berdasarkan Alkitab dan diuraikan dengan bahasa populer. Buku sangat bagus sebagai pedoman sebab pesan Alkitab merupakan kebenaran yang bisa dijadikan pegangan sepanjang zaman. Diresensi Muhammad Aminulloh, Alumnus STAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo

Komentar

Komentar
()

Top