Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Presuniv Dorong Lahirnya Bibit Startup dari Lingkungan Kampus

Foto : Istimewa

Sejumlah mahasiwa dalam acara Talk Show gelaran The 3rd ES Expo: Business Project Exhibition pada Selasa-Rabu pekan lalu, di Presuniv Convention Center, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Mahasiswa dituntut untuk memahami konteks sebab, banyak mahasiswa yang memiliki ide atau mampu menciptakan suatu produk dan solusi tertentu, tetapi tidak tahu cara menerapkannya atau menjualnya. Pemahaman yang kurang terhadap konteks membuat kemampuan melahirkan inovasi bisnis minim.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset dan Inovasi President University (Presuniv), Dr. Adhi Setyo Santoso menuturkan, mata kuliah Economic Survival (ES) yang diberikan kepada mahasiswa sejak awal semester perkuliahan bertujuan untuk mendidik mereka agar lebih mampu memahami konteks.

Hal itu disampaikannya ketika membuka The 3rd ES Expo: Business Project Exhibition yang diselenggarakan pada Selasa-Rabu pekan lalu di Presuniv Convention Center, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Bekasi Dra. H. Ida Farida, Koordinator ES di Presuniv , Dr. Ir. Yunita Ismail Masjud, para juri yang akan menilai hasil ekspo mahasiswa, sejumlah tamu undangan dari berbagai perusahaan yang menjadimitra Presuniv, para staf dan mahasiswa.

Seiring perkembangan teknologi, perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang kemampuannya terus meningkat. "Setiap perusahaan pasti ingin merekrut calon pegawai dengan kemampuan terbaik. Sekarang perusahaan tidak lagi mencari lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK yang tinggi. Bukan itu yang diperlukan perusahaan. Sekarang yang dicari adalah lulusan yang memiliki keterampilan, dan itu harus sesuai dengan kebutuhan industri atau dunia kerja," ungkap Adhi.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Presuniv memperkenalkan mahasiswanya dengan salah satu program pada mata kuliah ES, yakni Internship Experience atau IE.

Adhi mengatakian, melalui IE, Presuniv ingin mengekspos mahasiswanya sedini mungkin dengan berbagai konteks di dunia kerja.

Masih melalui ES, Presuniv juga mendorong mahasiswa agar sedini mungkin terekspos dengan berbagai konteks dalam dunia kewirausahaan. Untuk itu dalam mata kuliah ES, Presuniv memfasilitasi mahasiswanya guna mengembangkan berbagai proyek bisnis dari gagasan mereka sendiri. Proyek-proyek bisnis itulah yang mereka tunjukkan pada pameran hasil karya di ajang The 3rd ES Expo: Business Project Exhibition.

Adhi berharap kelak proyek-proyek tersebut bisa menjadi bisnis yang dikelola oleh para mahasiswa. "Penting bagi para mahasiswa untuk bisa mendapatkan penghasilan sedini mungkin. Ini akan membuat mereka siap menghadapi gejolak ketidakpastian ekonomi sebagaimana kita alami semasa pandemi Covid-19," katanya.

Pada ekspo kali ini, kelayakan bisnis dari proyek-proyek itu dinilai langsung oleh para juri independen yang hadir dalam ajang tersebut.

Yunita Ismail memaparkan perkembangan kegiatan eksebisi yang dilakukan oleh mahasiswa. "Sejak mulai diadakan pada tahun 2022, jumlah bibit startup terus meningkat. Pada tahun pertama, ada 173 bibit startup yang mendaftarkan diri untuk mengikuti ajang Business Project Exhibition. Lalu, pada tahun kedua jumlah pendaftar meningkat menjadi 216 bibit startup. Selama tahun 2024 ini, jumlah startup yang mendaftarkan diri menjadi 253. Ini jumlah yang tidak sedikit," kata Yunita.

Peningkatan jumlah bibit startup yang mendaftar merupakan sesuatu yang patut dibanggakan. "Apalagi peserta yang ikut serta dalam kompetisi ini tidak hanya mahasiswa Presuniv, tetapi juga dari luar," ungkapnya.

Ida Farida merespons positif acara ini. "Ajang semacam ini sangat penting untuk mencetak pengusaha-pengusaha muda, terutama yang lahir dari lingkungan kampus," katanya.

Ida memaparkan, saat ini di Kabupaten Bekasi ada 125.000-an pebisnis UMKM yang terdaftar, tetapi yang aktif hanya 15.000-an. Mereka tersebar di 23 kecamatan yang ada di Bekasi. Sebagian dari bisnis tersebut, ungkap Ida, mampu bahkan merambah pasar ke mancanegara.

"UMKM sudah bisa ikut memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi, termasuk menciptakan banyak lapangan kerja," paparnya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top