Presiden: Waspadai Ekonomi Kuartal III-2021
Foto: Sumber: BPS - Litbang KJ/and - KJ/ONES» Sudah banyak korban meninggal, pemahaman betapa bahayanya Covid-19 harus ditingkatkan.
» Vaksinasi bagi warga produktif harus dikebut, terutama mereka yang bekerja di sektor manufaktur.
- Baca Juga: Jejak Sejarah untuk Bangun Nasionalisme
- Baca Juga: Uji Kelayakan Capim KPK Digelar 18-21 November
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar tetap mewaspadai kondisi perekonomian pada kuartal III-2021 yang diperkirakan kembali tertekan karena dampak persebaran virus korona varian Delta yang memaksa pemerintah memperketat kembali pergerakan masyarakat.
Dalam sambutan secara daring pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-44 Pasar Modal di Jakarta, Selasa (10/8), Presiden mengatakan pengetatan mobilitas masyarakat sejak awal Juli 2021 atau sejak awal kuartal III-2021 akan berdampak pada kegiatan ekonomi domestik.
"Kita tetap harus waspada. Pada kuartal III 2021, kondisi perekonomian lebih berat," kata Jokowi.
Namun demikian, Kepala Negara optimistis sektor keuangan, khususnya pasar modal Indonesia, tetap berpeluang untuk tumbuh lebih baik. Mengacu pada pengalaman sebelumnya, saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), nilai transaksi harian di bursa efek justru meningkat menjadi 7,5-8 triliun rupiah.
Setelah PSBB berakhir, nilai transaksi harian kembali meningkat. Momentum pertumbuhan tersebut, jelas Presiden, harus terus dijaga.
"Peningkatan kepercayaan pasar modal harus menjadi prioritas, digitalisasi dipercepat, produktivitas kualitas pelayanan harus diperbaiki, penegakan hukum harus tegas dan transparan, ekosistem perekonomian nasional harus sama-sama kita perbaiki," kata Presiden.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengapresiasi penambahan investor pasar modal yang sangat signifikan hingga Juli 2021, terutama dari investor domestik dan kalangan milenial, sehingga makin memperkuat industri tersebut kala menghadapi tekanan pasar di kemudian hari.
Pada kuartal II-2021, ekonomi Indonesia keluar dari zona resesi setelah tumbuh 7,07 persen secara tahunan atau year on year (yoy), dan mengakhiri periode pertumbuhan ekonomi negatif sejak kuartal II 2020.
Tantangan Berat
Menanggapi peringatan Presiden itu, Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DI Yogyakarta, Tazbir, mengatakan pemulihan ekonomi pada kuartal III-2021 menghadapi tantangan berat.
Tantangan tersebut, jelasnya, hanya bisa dihadapi dengan tiga langkah antisipasi, yaitu meningkatkan edukasi ke publik, disiplin menerapkan protokol kesehatan, dan tetap menjaga daya beli masyarakat.
"Sudah banyak korban meninggal, pemahaman betapa bahayanya Covid-19 harus terus ditingkatkan. Begitu pula mengenai pentingnya vaksinasi, di banyak daerah masih banyak yang menolak. Ini kan makin susah mengendalikan dampaknya," kata Tazbir.
Dia juga meminta agar program vaksinasi bagi warga yang produktif dikebut, terutama mereka yang bekerja di sektor manufaktur. Begitu juga bagi pekerja sektor informal seperti pedagang dan dan tukang ojek agar ekonomi bergerak dan infeksi bisa diredam.
Sementara itu, Guru Besar Ekonomi Universitas Surabaya (Ubaya), Wibisono Hardjopranoto, mengatakan peringatan Presiden itu patut diperhatikan agar ekonomi Indonesia tidak kembali mengalami resesi.
"Peringatan Presiden Jokowi logis, setelah kuartal II-2021 tumbuh 7,07 persen, maka dengan pengetatan di kuartal III akibat merebaknya varian Delta bisa ambles lagi," kata Wibisono.
Tantangan pemerintah saat ini, jelasnya, adalah bagaimana menangani pandemi ini, terutama berbagai masalah seperti harga obat yang mahal seiring dengan meningkatnya permintaan. Begitu juga ketersediaan oksigen harus terjaga, jangan sampai langka seperti beberapa waktu lalu.
"Kalau Q3 dan Q4 tidak terpelihara dan menurun, bisa minus. Ekonomi resesi lagi dan kemungkinan itu selalu ada," pungkasnya.
Peneliti Ekonomi Indef, Eisha Maghfiruha Rachbini, mengingatkan perlunya langkah serius mengantisipasi penyebaran virus Delta agar perekonomian tidak terpuruk kembali.
"Hal yang paling penting adalah mengatasi krisis kesehatan, menekan angka penyebaran Covid-19, dan meningkatkan cakupan vaksinasi. Kegiatan ekonomi tidak dapat berjalan tanpa menyelesaikan pandemi," kata Eisha.
Apalagi, virus varian baru itu bukan hanya mengancam beberapa negara, termasuk Indonesia, tetapi juga secara global.
Redaktur: Vitto Budi
Penulis: Eko S, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 2 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 3 Tak Tinggal Diam, Khofifah Canangkan Platform Digital untuk Selamatkan Pedagang Grosir dan Pasar Tradisional
- 4 PLN Rombak Susunan Komisaris dan Direksi, Darmawan Prasodjo Tetap Jabat Direktur Utama
- 5 Sosialisasi dan Edukasi yang Masif, Kunci Menjaring Kaum Marjinal Memiliki Jaminan Perlindungan Sosial
Berita Terkini
- Semen Padang FC Tahan Imbang Klub Malaysia Super League dengan Skor 2-2
- Kader Golkar DKI Diminta Bekerja Keras Menangkan Cagub Jakarta RIDO
- Menekraf Luncurkan Program Baru di Aceh
- Terus Bertambah, Polisi Tetapkan 22 Tersangka pada Kasus Judi Online yang Libatkan Oknum Komdigi
- Timnas MLBB Putri Raih Kemenangan Sempurna Pada Laga Perdana IESF 2024