Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Venezuela

Presiden Maduro Lolos dari Upaya Pembunuhan

Foto : AFP/VENEZUELAN TELEVISION

Serangan “Drone” l Cuplikan rekaman video memperlihatkan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro (tengah), terkejut saat mendengar ledakan ketika berpidato di Caracas, Sabtu (4/8). Ledakan yang berasal dari sebuah “drone” itu diduga merupakan upaya pembunuhan terhadap Presiden Maduro. Dalam insiden serangan itu, baik Presiden Maduro maupun pejabat tinggi Venezuela lainnya, selamat.

A   A   A   Pengaturan Font

CARACAS - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menyatakan keyakinannya untuk terus menjalani revolusi di negaranya setelah ia lolos dari upaya pembunuhan saat berpidato ketika menyaksikan sebuah parade militer di Caracas, Sabtu (4/8) waktu setempat.

Dalam upaya pembunuhan Maduro yang menggunakan drone yang membawa bahan peledak itu, pihak pemerintah Venezuela menjelaskan 7 personel Garda Nasional terluka.

"Saya tak apa-apa dan selamat. Setelah serangan ini saya makin percaya untuk menempuh jalur revolusi," kata Maduro. "Ini merupakan serangan untuk membunuh saya. Mereka mencoba membunuh saya hari ini. Drone itu meledak di depan saya," imbuh Maduro.

Menteri Informasi Venezuela, Jorge Rodriguez, menyatakan bahwa Presiden Maduro dan sejumlah pejabat senior yang mendampinginya berhasil selamat tanpa terluka dan aksi teror ini memang sengaja menargetkan Presiden Maduro.

Cuplikan rekaman video yang diperoleh media televisi Venezuela memperlihatkan Presiden Maduro teralih perhatiannya saat berpidato ketika mendengar bunyi ledakan. Parade militer yang berhenti di depan podium pun sontak bubar ditengah kekacauan ini sementara di podium pengawal presiden segera melindungi Maduro dengan membentangkan tameng antipeluru fleksibel.

Seorang polisi Venezuela yang tak mau disebut jati dirinya mengatakan bahwa drone dengan bahan peledak itu diterbangkan dari sebuah apartemen tak jauh dari TKP yang terbakar tak lama setelah ledakan.

Pemerintah Venezuela menyalahkan kelompok sayap ultra kiri (oposisi) ada dibelakang serangan ini. Sementara itu Maduro menuding negara Kolombia ada dibelakang upaya pembunuhan terhadapnya. "Saya tak ragu lagi untuk menyebut (Presiden Kolombia) Juan Manuel Santos ada dibelakang serangan ini," ucap Maduro seraya menambahkan bahwa upaya pembunuhan terhadap dirinya oleh Kolombia juga telah didanai oleh pihak-pihak dari Amerika Serikat.

Atas tudingan itu, pemerintah Kolombia telah menyatakan bantahannya.

Tak lama setelah keluar penyataan dari Maduro, sebuah kelompok pemberontak misterius yang terdiri dari unsur masyarakat sipil yang loyal terhadap rakyat dan personel militer yang patriotik, "National Movement of Soldiers in Shirts", mengklaim bertanggung jawab atas upaya pembunuhan itu.

"Pergerakan kami bertentangan dengan pihak militer yang mencoba mempertahankan pemerintahan yang telah melupakan konstitusi. Jika tujuan pemerintahan ingin mencapai kebahagiaan sejati, maka kami tak memberikan toleransi terhadap rakyat yang kelaparan, rakyat yang sakit tak dapat obat-obatan, mata uang tak ada nilainya, dan sistem pendidikan yang hanya mengajarkan indoktrinasi komunisme," demikian pernyataan National Movement of Soldiers in Shirts.

Krisis Ekonomi

Maduro, seorang mantan supir bus yang menggantikan pemimpin kharismatik Presiden Hugo Chavez saat meninggal pada 2013 lalu, pada Mei lalu baru saja memenangi pemilihan umum untuk menjadi penguasa Venezuela selama enam tahun ke depan.

Venezuela adalah negara yang tengah menderita krisis ekonomi selama lima tahun terakhir sehingga menyebabkan bencana kelaparan, lonjakan inflasi ribuan persen, dan gelombang emigrasi massal. Venezuela, yang dulu sempat menikmati perekonomian sosialis dengan topangan produksi minyak besar, tumbang sejak 2014 akibat jatuhnya harga minyak dunia.

Sebagai seorang yang mengaku sebagai "anak" Chavez, Maduro mengaku tengah memerangi konspirasi para imperialis yang ingin menghancurkan sosialisme dan merampok minyak Venezuela. Namun para musuh politiknya menuding sang presiden sebagai seorang otoriter yang menghancurkan negara makmur.


Ant/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara, AFP

Komentar

Komentar
()

Top