Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Covid-19 I Ketersediaan Jumlah Vaksin Sudah Dikoordinasikan

Presiden Harap DKI Capai Kekebalan Komunal Agustus

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap wilayah DKI Jakarta dapat mencapai herd immunity atau kekebalan komunal terhadap Covid-19 pada bulan Agustus 2021.

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di Kawasan Waduk Pluit, Jakarta, sebagaimana disaksikan melalui tayangan Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin (14/6).

"Kita harapkan di bulan Agustus nanti sudah bisa mencapai kekebalan komunal dan kita harap penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta bisa kita hambat dan kurangi," kata Presiden.

Guna mewujudkan kekebalan komunal di ibu kota, Presiden berharap target 100.000 dosis vaksinasi per hari di DKI Jakarta bisa direalisasikan mulai pekan depan.

"Kita harap DKI Jakarta mulai minggu depan, satu hari target yang kita berikan 100.000 bisa dicapai. Sebanyak 100.000 per hari," ujar Presiden.

Ketersediaan Vaksin

Presiden Jokowi telah berbicara dengan Menteri Kesehatan dan Gubernur DKI terkait manajemen pelaksanaan, persiapan dan ketersediaan jumlah vaksin. "Dari hitung-hitungannya saya kira insya Allah semuanya lancar," jelas Presiden.

Sementara itu, terkait varian delta dari virus korona yang menyebar di Tiongkok tenggara, para dokter mengatakan mereka menemukan bahwa gejalanya berbeda dan lebih berbahaya daripada yang mereka lihat ketika versi awal virus mulai menyebar pada akhir 2019 di pusat kota Wuhan.

"Sakit pasien lebih parah, dan kondisi mereka memburuk jauh lebih cepat. Empat perlima dari kasus bergejala mengalami demam," kata dokter kepada televisi pemerintah, pekan lalu, meskipun tidak jelas bagaimana dibandingkan dengan kasus sebelumnya.

"Konsentrasi virus yang terdeteksi di tubuh mereka naik ke tingkat yang lebih tinggi dari yang terlihat sebelumnya dan kemudian menurun secara perlahan," tambah para dokter.

"Hingga 12 persen pasien menjadi sakit parah atau kritis dalam tiga hingga empat hari sejak timbulnya gejala," kata Direktur Pengobatan Perawatan Kritis di Universitas Sun Yat-sen, Guan Xiangdong, di pusat wabah itu menyebar Guangzhou.

"Kalau dulu proporsinya 2 persen atau 3 persen, meski kadang sampai 10 persen," ujar dia.

Sementara itu, para dokter di Inggris dan Brasil telah melaporkan tren serupa dengan varian yang beredar di negara-negara tersebut, tetapi tingkat keparahan varian tersebut belum dikonfirmasi.

Kesaksian dari tenaga medis Tiongkok adalah indikasi terbaru dari bahaya yang ditimbulkan oleh delta, yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) bulan lalu disebut sebagai "varian yang dikhawatiran."

Varian delta pertama kali diidentifikasi musim semi ini di India, yang dianggap menjadi penyebab atas penderitaan dan kematian yang meluas, dan sejak itu menjadi varian dominan di Inggris, di mana dokter menyarankan bahwa itu lebih menular dan dapat menginfeksi beberapa orang yang hanya menerima satu dari dua dosis vaksin Covid-19.

Tiongkok memiliki data terperinci yang unik, karena pada dasarnya memiliki pengujian universal di sekitar wabah, memungkinkan para pejabat untuk mengumpulkan informasi terperinci tentang tingkat kasus.

Penyebaran varian delta di Tiongkok tenggara lebih memusatkan perhatian pada efektivitas vaksin buatan Tiongkok. Pihak berwenang Tiongkok belum menunjukkan berapa banyak infeksi baru yang terjadi pada orang yang telah divaksinasi.

Di beberapa negara lain, di mana vaksin buatan Tiongkok digunakan secara luas, termasuk Seychelles dan Mongolia, infeksi di antara orang yang divaksinasi meningkat, meskipun beberapa pasien dilaporkan mengembangkan penyakit serius. Sedangkan Shenzhen yang berada di dekatnya, minggu lalu memiliki beberapa kasus dari varian alfa, yang pertama kali muncul di Inggris.

Karena beberapa bagian lain dunia masih berjuang untuk memperoleh dan mengelola sejumlah besar tes virus korona, Tiongkok tenggara telah menggunakan produksi lokal bahan kimia langka untuk melakukan pengujian dalam skala yang luar biasa. n SB/Newyorktimes/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top