Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Presiden: Cepat Berikan Relaksasi Kepada UKM dan Koperasi

Foto : ANTARA/Desca Lidya Natalia.

Presiden Joko Widodo saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta kepada jajarannya agar segera memberikan relaksasi dan restrukturisasi kepada Usaha Kecil Menengah (UKM) dan koperasi. Hal tersebut dilakukan karena perekonomian Indonesia terkena imbas pandemi Covid-19.

"Tadi menteri Koperasi UKM menyampaikan secepatnya, saya juga perintahkan cepat berikan yang namanya relaksasi, berikan restruktrurisasi kepada UKM dan koperasi agar tidak kena imbas dari pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, karena 215 negara sama keadaannya kena pandemi Covid-19, kena krisis ekonomi," kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan Penyaluran Dana Bergulir Untuk Koperasi Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/4).

Presiden menyinggung kembali pertumbuhan perekonomian pada kuartal kedua yang minus sekitar 4,3-5 persen, meski pada kuartal pertama 2020 masih 2,97 persen. "Kita berharap di kuartal ketiga kita sudah harus naik lagi, kalau enggak, ya enggak ngerti lagi saya, akan tetap lebih sulit kita. Untuk itu saya mengajak kita semua untuk bergerak menumbuhkan ekonomi agar tidak makin turun tapi bisa diungkit lagi naik," ujar Presiden.

Presiden menuturkan dalam mengendalikan Covid-19 dan ekonomi agar berjalan beriringan bukan hal yang mudah. Sebab itu, dibutuhkan kerja keras semua pihak.

"Kita tahu semua keadaan sekarang adalah keadaan yang tidak mudah, keadaan yang sangat sulit. Tiga bulan lalu saya telepon managing director IMF, dia mengatakan kepada saya kemungkingan tahun ini ekonomi global akan -2,5 dari sebelumnya 3 - 3,5 persen sekarang diperikirakan -2,5 persen," ucap Presiden.

Namun, lanjut Presiden prediksi itu tidak bertahan lama. "Dua bulan lalu saya telepon Bank Dunia, beda lagi jawabannya, pertumbuhan ekonomi dunia hanya tumbuh -5 persen. Dua minggu lalu, saya telepon Organisation for Economic Co- Operation and Development (OECD) beda lagi pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan tumbuh -6 sampai -7,6 persen. Gambaran apa yang ingin saya sampaikan? bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis dan posisinya tidak semakin mudah tapi makin sulit," tutur Presiden.

OECD, lanjut Presiden, juga membandingkan ekonomi di sejumlah negara di antaranya Prancis minus 17 persen, Inggris minus 15 persen, Jerman 11 persen, AS 9,7 persen, Jepang minus 8,3 persen, dan Malaysia minus 8 persen.

"Bayangkan isinya minus, minus, minus, minus dan minusnya adalah dalam posisi yang gede-gede seperti ini. Kita Indonesia di kuartal pertama masih plus, sebelumnya kita 5 persen, kuartal pertama 2020 masih 2,97 persen tapi di kuartal kedua kita sudah jatuh minus, kita harus ngomong apa adanya bisa minus 4,3 persen sampai -5," tutur Presiden. fdl/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top