Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemeliharaan Keamanan

Prajurit TNI Siap Amankan Pesta Demokrasi

Foto : ANTARA / Mohammad Ayudha

berikan pengarahan - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meneriakkan yel-yel saat kunjungan dan memberikan pengarahan kepada Prajurit TNI di Markas Grup 2 Kopassus, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (20/3). Pada kesempatan tersebut Panglima TNI memaparkan berbagai hal di antaranya kesiapan TNI dalam menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, kemajuan teknologi serta ancaman berita bohong yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI.

A   A   A   Pengaturan Font

SUKOHARJO - Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengingatkan prajuritnya di Surakarta dan sekitarnya terhadap ancaman global pada perkembangan di era digitalisasi. Peringatan ini terkait dengan rencana digelarnya pesta demokrasi 2018 dan 2019 (pilkada dan pemilu).

"Kami mengingatkan prajurit di Surakarta pertama soal ancaman global, cyber, biologi, dan kesenjangan. Semua itu saya kaitkan dengan rencana pesta demokrasi di Indonesia yang akan dilaksanakan 2018 dan 2019," kata Panglima usai memberikan arahan kepada sekitar 1.500 prajurit TNI di Lapangan Grup 2 Kopassus Kandangmenjangan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (20/3).

Menurut Panglima TNI, saat ini dunia sudah berubah begitu cepat, dan lingkungan strategis diwarnai dengan dinamika yang begitu sulit diantisipasi dan prediksi dampaknya.

Perkembangan teknologi informasi membuat cara orang berpikir begitu cepat, definisi ancaman sekarang makin kabur. Mana yang disebut ancaman militer, dan mana yang disebut ancaman non militer.

Pada era globalisasi seperti saat ini, kata Panglima, peperangan modern tidak terjadi hanya militer saja, tetapi perang menggunakan militer dan nonmiliter atau mengomunikasikan militer dan nonmiliter untuk menekan lawan.

Hubungan antara sipil dan militer menjadi kabur karena medan tempur yang sesungguhnya ada di mana-mana. "Salah satu contoh sekarang ada medan tempur yang namanya pertempuran digitalisasi (cyber) atau perang cyber, pertempuran biologi, dagang, dan lingkungan hidup," katanya.

Tantangan Pilkada

Dalam kesempatan tersebut, Panglima kembali menegaskan bahwa TNI tahun ini memiliki tantangan pilkada serentak, khususnya dalam pengamanan sebanyak 171 wilayah di Indonesia. Kemudian disusul tahapan Pemilu 2019.

"Kegiatan politik tentunya akan diwarnai dengan pengerahan massa dan kampanye yang rawan disusupi oleh berbagai isu negatif, sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi tindakan-tindakan yang lebih esktrem mengarah anarkis," ungkapnya.

Peristiwa tersebut bisa juga dikaitkan dengan ancaman global yang pertama penggunakan cyber untuk kampanye gelap, terselubung, dan isu-isu kebencian dan sebagainya.

Karena itu, Panglima meminta langkah-langkah yang diambil oleh prajurit dalam menghadapi ancaman di era digitalisasi itu dan menghadapi pesta demokrasi yang tidak menutup kemungkinan adanya informasi hoax, berita yang menyesatkan, kemungkinan kesenjangan, dan sebagainya.

Selain itu, Panglima memerintahkan anggota TNI tetap merapatkan barisan untuk netral di dalam kegiatan pesta demokrasi dan meningkatkan soliditas dengan Polri. "TNI Polri siap untuk mengamankan jalannya Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019," pungkasnya.

Ant/E-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top