Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kedaulatan Bangsa I Dalam Situasi Krisis Global, Negara-negara Lain Akan Mengutamakan Kepentingan Domestiknya

Prabowo: Indonesia Tidak Boleh Bergantung dari Sumber Makanan dari Luar

Foto : BAY ISMOYO/AFP - Koran Jakarta /M Fachri

Presiden dan Wakil presiden ucapkan sumpah jabatan I Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengucapkan sumpah jabatan dalam sidang paripurna MPR dengan agenda pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024-2029 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10).

A   A   A   Pengaturan Font

"Ini tujuan yang mulia dan sebagai negara ekonomi besar dengan populasi besar, serta kondisi geopolitik dunia yang semakin tidak stabil, Indonesia harus dapat mengamankan pasokan energi jangka pendek dan panjang," jelas Fabby. Ketika pemimpin berbicara mengenai swasembada energi lazimnya mengacu pada kebergantungan dan beban akibat impor minyak mentah dan BBM. Oleh karena itu, sudah saatnya mengembangkan bahan bakar substitusi khususnya yang ramah lingkungan yakni energi baru terbarukan. "Konsep swasembada energi perlu diperluas karena cadangan energi fosil kita sudah semakin berkurang dan akan habis dalam 5-15 tahun ke depan," kata Fabby.

Selain itu, pemanfaatan energi fosil semakin terbatas karena dampaknya terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. "Swasembada energi harus diupayakan melalui pemanfaatan sumber daya energi terbarukan yang dimiliki Indonesia secara cepat, termasuk energi matahari atau tenaga surya yang kapasitasnya sangat besar," kata Fabby.

Pakar pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Suprayogi pekan lalu mengatakan di tengah ancaman krisis global saat ini, sudah waktunya Indonesia tidak lagi mengandalkan impor pangan. "Andaikan punya uang pun, Indonesia belum tentu bisa impor karena tantangan politik dalam negeri juga cukup besar. Impor pun tidak mudah karena meskipun punya devisa, negara lain belum tentu mau menjual komoditas pangan tersebut karena lebih memikirkan ketahanan pangan di negaranya," jelas Suprayogi.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top