Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha - PPRE Menargetkan Dapat Kontrak Baru Rp6 Triliun

PP Presisi Anggarkan Capex Rp1 Triliun

Foto : KORAN JAKARTA/M FACHR

USAI RUPST - Direktur Utama PT PP Presisi Tbk, Iswanto Amperawan (kedua dari kanan) berbincang dengan Direktur M Wira Zukhrial, Direktur Independen Gatut Kristuharto, dan Direktur Benny Pidakso usai memberikan keterangan hasil Rapat umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (10/4). RUPST di antaranya menyetujui pembagian dividen tunai 97,9 miliar rupiah atau 30 persen dari laba bersih yang didistribusikan ke pemilik entitas induk dengan nominal 9,58 rupiah per saham.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT PP Presisi Tbk (PPRE) menganggarkan belanja modal (capital expendicture/capex) tahun 2019 sekitar satu triliun rupiah. Penggunaan dana capex paling besar untuk pengadaan alat berat sebagai penunjang pekerjaan konstruksi dan akuisisi perusahaan. Adapun untuk akuisisi, saat ini prosesnya masih dalam tahap negosiasi dan diharapkan bisa terealisasi di semester I-2019.

Direktur Keuangan PP Presisi, Benny Pidakso, mengatakan sumber pendanaan capex tahun ini masih dioptimasikan dari kas internal Perseroan dan pinjaman perbankan. Sementara itu, untuk pendanaan melalui instrumen penerbitan obligasi maupun surat utang menengah (Medium Term Notes/MTN) belum akan dilakukan pada semester I-2019. "Namun, kami akan menjajakinya di semester II-2019, jika memang diperlukan," ungkapnya, di Jakarta, Rabu (10/4).

Terkait akuisisi, Benny belum bisa menyebutkan secara rinci nama perusahaan dan nilai investasi yang akan dikucurkan karena masih proses due diligence dan negosiasi harga. Kendati demikian, perusahaan yang akan diakuisisi bergerak di bidang soil improvement dan fondasi. "Memang untuk soil improvement ini ceruk pasarnya masih cukup besar karena belum ada perusahaan maupun anak perusahaan BUMN yang masuk di bidang ini. Kebanyakan pemainnya dari luar negeri seperti Menard," jelas dia.

Pada tahun ini, Perseroan akan menerapkan strategi dengan meningkatkan optimasi shifting dari induk usaha yakni PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Benny menjelaskan jika pada tahun 2018 liabilitas di angka 2,5 persen dari nilai kontrak yang diperoleh induk usaha, namun tahun ini akan ditingkatkan menjadi 5-10 persen. Apalagi, masih banyak proyek-proyek yang diperoleh PTPP pada 2018 belum di-downdrawn kepada PPRE, seperti Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan, Pelabuhan Patimban, dan lainnya. Di sisi lain untuk proyek infrastruktur masih menunggu proses pembebasan lahan.

PPRE juga akan mengoptimasi segmen pasar kontraktor penambangan, walaupun harga batu bara ada kecenderungan turun. Namun, dengan biaya kontraktor penambangan yang sudah diperoleh diharapkan masih memberikan profit yang positif bagi Perseroan. Selain itu, Perseroan juga akan meningkatkan sinergi dengan beberapa perusahaan maupun anak usaha BUMN.

"Jadi seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) untuk pengerjaan penambangan batu kapur di pabriknya. Kemudian ada juga dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Pelindo," jelas dia.

Kontrak Baru

PPRE pada tahun ini menargetkan kontrak baru sekitar 5-6 triliun rupiah. Hingga kuartal pertama 2019, Perseroan telah meraih kontrak baru senilai 1,6 triliun rupiah, merepresentasikan sekitar 28 persen dari target 2019. Kontrak terbesar berasal dari proyek Jalan Tol Indrapura Kisaran 1,1 triliun rupiah. Kemudian, pengerjaan overlay Bandara Minangkabau sekitar 75 miliar rupiah, pekerjaan jalan di jalur selatan Jawa 175 miliar rupiah, pekerjaan Pelabuhan Patimban sebesar 94 miliar rupiah.

"Kami masih mempunyai kelolaan kontrak sekitar 15 triliun rupiah, termasuk kontrak-kontrak yang telah diperoleh di tahun-tahun sebelumnya," jelas dia.

Benny menjelaskan pada kuartal II-2019 sedang melakukan finalisasi beberapa kontrak tambahan seperti dari RDMP Balikpapan dan juga beberapa kontrak pekerjaan tanah di perusahaan swasta, serta kontrak pekerjaan batu bara di Kalimantan.

Sementara itu, Direktur Utama PP Presisi, Iswanto Amperawan, menambahkan Perseroan tengah dalam proses untuk kerja sama sinergi antarperusahaan BUMN, terutama yang bergerak di bidang pertambangan sehingga diharapkan isu sinergi BUMN ini bisa mendorong kinerja Perseroan di tahun 2019. "Kalau sinergi itu berjalan maka kinerjanya akan cukup signifikan," pungkasnya. yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top