Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
GAGASAN

Potensi Ekonomi Imlek

Foto : KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Tahun Baru Imlek 2570 ini ditandai dengan lambang babi tanah. Elemen tanah atau yin menjadi unsur dominan tahun ini yang menunjukkan karakter keberanian dalam menghadapi persaingan.

Babi sendiri dianggap lambang kesuburan dan kemakmuran. Perayaan Imlek selama ini menimbulkan dampak positip perekonomian dunia hingga perekonomian lokal yang tersebar di pelosok Indonesia. Semua kalangan hendaknya bisa memetik potensi ekonomi Imlek dari perajin, produsen makanan, hingga pengelola destinasi wisata.

Bagi etnis Tionghoa, Tahun Babi Tanah menimbulkan resolusi untuk menyongsong kemakmuran dengan bekerja keras dan mencari pekerjaan atau profesi yang baik. Berani bertarung untuk menggapai kemakmuran merupakan spirit Imlek tahun ini. Spirit ini akan berdampak bagi lapangan kerja di Tiongkok dan di seluruh dunia yang bakal diwarnai pertarungan sengit.

Begitu juga perusahaan besar sedang berkompetisi secara ketat untuk merekrut SDM ahli dan terampil. Perayaan Imlek selama ini mendorong perekonomian dunia semakin bergairah. Maklum populasi etnis Tionghoa terbesar di muka bumi. Saat Imlek mereka banyak membelanjakan uangnya dan melakukan perjalanan wisata.

Apalagi jumlah kelas menengah di Tiongkok berkembang pesat. Hal itu terlihat, Tiongkok dalam waktu tidak lama lagi menjadi pasar terbesar ritel dunia, melampaui Amerika Serikat. Pertumbuhan penjualan ritel Tiongkok sangat fantastis lima tahun terakhir mencapai 3,78 triliun dollar AS pertahun.

Pertumbuhan kelas menengah dan banyaknya orang kaya baru Tiongkok mengerek penjualan ritel. Bahkan Mc Kinsey memperkirakan pada 2022 sekitar 75 persen penduduk Tiongkok daratan akan digolongkan sebagai kelas menengah. Kondisi ini tentunya semakin mengokohkan sebagai pasar terbesar ritel dunia.

Menurut kepercayaan etnis Tionghoa, Tahun Babi Tanah akan mendatangkan kesejahteraan rakyat. Tapi dibutuhkan pemimpin birokrasi dan korporasi yang kreatif inovatif dalam meraup sumber daya. Tahun Babi menuntut keuletan sektor usaha saat menghadapi bermacam rintangan. Saatnya, pelaku UMKM memetik potensi ekonomi Imlek yang muncul.

Produsen hio, lampion, dan lilin kebanjiran permintaan. Begitu juga bagi pelaku usaha bahan makanan dan peternakan. Industri tradisionil hio sudah pasti mendapat peningkatan jumlah pesanan. Home industry kerajinan tangan yang membuat lampion di berbagai kota banyak dicari.

Sebulan menjelang Imlek permintaan hio untuk sembahyang di Klenteng melonjak di beberapa daerah seperti Kalimantan Barat, Palembang, dan sekitar Jabodetabek. Pusat kerajinan tradisi di Desa Jodipan Kabupaten Malang juga kebanjiran permintaan memproduksi lampion dan pernak-pernik kerajinan bernuansa budaya Tiongkok.

Lampion Malang itu dikirim ke luar Malang dengan harga 10 ribu- 500 ribu per buah. Begitu juga makanan seperti ikan bandeng, buah naga, dan jeruk mulai laku keras menjelang Imlek. Para petambak bandeng sibuk mengirim ke berbagai daerah. Harga bandeng terdongkrak mencapai 40 ribu per kilogram.

Produsen pakaian rumahan pun ikut kecipratan rezeki Imlek dengan membuat baju atau kaos. Selain UMKM, korporasi besar juga mendapat berkah dari perayaan "Gong Xi Fa Cai" tahun baru kalender lunar tahun ini. Misalnya, PT Garuda Indonesia kewalahan menyediakan charter flight yang mengangkut hingga puluhan ribu wisman Tiongkok dari 11 kota yang akan berlibur di Pulau Bali. Pulau Dewata sudah menjadi destinasi favorit mereka.

Wisata

Beberapa tahun terakhir Kementeriana Pariwisata gencar berpromosi agar warga Tiongkok merayakan Imlek di Indonesia. Apalagi untuk penduduk di bagian utara seperti Beijing dan provinsi Heilongjiang sedang dilanda musim dingin ekstrem dengan temperatur minus 15 derajat Celcius. Mereka butuh tempat wisata yang hangat.

Destinasi wisata lokal yang bernuasa Imlek juga perlu dipersiapkan dengan baik seperti pasar Petak Sembilan Jakarta. Bagi warga Jakarta, pasar yang terletak di seberang pusat elektronik Glodok, Jakarta Barat, ini taka sing lagi. Di sini khusus dijual pernak-pernik dan jajanan khas Imlek seperti kue keranjang, jeruk, leci, dan plum.

Nuansa oriental sangat khas dengan hiasan lampion dan pernak- pernik merah. Di Suarabaya juga ada destinasi Klenteng Hong Tiek Hian yang menjadi pusat perayaan Imlek etnis Tionghoa. Klenteng tertua Surabaya ini tempat ibadah umat Konghucu, Tao, dan Buddha Tri Dharma. Selain itu, tempat yang tak kalah menariknya di kota Pahlawan adalah Kya-Kya Kembang Jepun yang merupakan surge kuliner.

Di Kota Semarang, Klenteng Sam Poo Kong merupakan destinasi wisata favorit saat Imlek sebagai bukti akulturasi budaya. Klenteng tersebut tempat pendaratan pertama Laksamana Zheng Ho atau Cheng Ho, alias Sam Po Tay Djien. Destinasi wisata bernuansa Imlek juga ada di luar Pulau Jawa antara lain di Kota Seribu Klenteng Singkawang, Kalimantan Barat.

Kota yang dikenal sebagai kota dengan pesta perayaan Tahun Baru Tionghoa terbesar Asia Tenggara ini dalam event-nya selalu menakjubkan. Di sini juga diselenggarakan malam kesenian, pawai lampion dan pergelaran barongsai. Sebagai salah satu pusat permukiman Tionghoa terluas Indonesia, Singkawang selalu spektakuler dalam merayakan Imlek. Perayaan Imlek membawa spirit searah dengan tren bisnis dunia.

Maka mesti diakselerasi dengan pembangunan infrasruktur dan suprastruktur berupa spiritualisme perusahaan dalam menghadapi persaingan global. Spirit banyak terkandung dalam ajaran Konfusius yang menjadi pegangan etnis Tionghoa tersebar di muka bumi. Implementasi spirit tersebut ke dalam domain korporasi, salah satunya terdapat dalam buku The Corporate Mystics, karangan Gay Hendrik dan Kate Goodeman.

Prinsipnya, aplikasi spirit Konfusius bahwa bisnis atau korporasi bisa langgeng bila dilandasi etika (kearifan tradisional). Imlek selalu dijadikan momentum meningkatkan daya saing dan keuletan bagi perusahaan milik etnis Tionghoa.

Ratusan juta buruh Tiongkok saat liburan Imlek melakukan ritual mudik ke kampung halaman dengan memamerkan tingkat kesejahteraan setelah kerja keras. Itu merupakan gambaran betapa hebatnya sistem atau tata kelola SDM Tirai Bambu.

Yulia Kusumaningrum, Penulis meminati masalah sosial kemasyarakatan

Komentar

Komentar
()

Top