Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Teknologi Aviasi

Populer pada Perang Dunia II

Foto : afp/ CHANDAN KHANNA
A   A   A   Pengaturan Font

"Bagi kami, itu lebih keras dari neraka," kata pilot Donald MacRae, yang menerbangkan pasukan ke medan perang pada D-Day dan invasi ke Belanda. Konstruksi pesawat layang yang sederhana tidak memberi isolasi dari deru mesin pesawat derek C-47, hentakan elemen alam, dan hiruk pikuk tembakan antipesawat musuh, kata dia.

MacRae, yang terbang dengan Skuadron Pengangkut Pasukan ke-37 dari Grup Pengangkut Pasukan ke-316, mengatakan bahwa pesawat layang tersebut hanya memiliki sedikit perlengkapan untuk keselamatan penumpang dan tidak ada untuk kenyamanan mereka. Ada empat instrumen dasar pada panel kendali yang tidak dipercayai oleh pilot.

Jika menembus kantong udara dan angin berkecepatan 40 mil per jam akan menciptakan turbulensi yang hebat. Karena tidak adanya parasut, pasukan di dalam pesawat layang pengangkut justru harus bersusah payah melindungi pilotnya dari tembakan terus menerus musuh di bawah.

"Beberapa orang menemukan jaket antipeluru tambahan untuk saya bukan untuk dipakai tetapi untuk diduduki. Mereka tidak ingin apapun yang datang dari bawah pesawat dapat mengenai sesuatu yang penting," kata menurut MacRae.

Badan pesawat Waco CG-4A memiliki panjang 48 kaki dan terbuat dari pipa baja dan kulit kanvas. Lantainya terbuat dari kayu lapis sarang lebah yang dapat menopang beban lebih dari 4.000 ton kira-kira sama dengan berat kosong pesawat layang itu sendiri.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top