Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Terobosan Medis

Retrovirus Kuno Dapat Ditemukan dalam DNA Manusia

Foto : afp/ MIGUEL MEDINA
A   A   A   Pengaturan Font

Retrovirus yang ada pada tubuh manusia merupakan fosil kuno yang masih hidup.

Retrovirus yang ada pada tubuh manusia merupakan fosil kuno yang masih hidup. Penemuan salinan utuhnya dalam genom manusia menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana virus tersebut dapat bertahan, dan menunjukkan bahwa virus lain dari masa evolusi masa lalu mungkin tidak aktif dalam DNA banyak spesies.

Retrovirus bereplikasi dengan memasukkan genomnya ke dalam sel yang terinfeksi. Kadang-kadang menginfeksi sel-sel garis germinal yang ditemukan dalam telur dan sperma dan jika sel-sel ini bertahan dan terus menciptakan organisme baru, yang mengandung retrovirus pada genomnya.

Dengan cara ini genom banyak mamalia, burung, dan vertebrata lainnya telah mengumpulkan banyak rangkaian DNA yang berasal dari retrovirus. Virus jenis ini disebut dengan retrovirus endogen (ERVs). Saat ini sekitar 8 persen genom manusia terdiri dari ERV.

Sebagian besar dari rangkaian ini adalah fosil genom yang berada dalam tahap pembusukan lanjut, dan tidak mampu menghasilkan partikel menular apa pun. Menariknya, beberapa ERV telah digunakan untuk menjalankan fungsi fisiologis dalam organisme inang, misalnya untuk memberi kekebalan. Urutan virus yang didomestikasi ini, meskipun berfungsi, telah secara efektif menjadi bagian dari genom inang. Mereka juga tidak dapat menghasilkan partikel virus yang menular, karena umumnya kehilangan peralatan genetik yang diperlukan untuk memproduksinya. Namun demikian, ada sebagian kecil rangkaian ERV yang dapat membuat partikel menular, dan ini menunjukkan bahwa genom spesies inang dapat dikolonisasi oleh retrovirus yang menular.

"Proses ini masih kurang dipahami, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal ini dapat terjadi secara diam-diam, sehingga diperlukan teknik paling modern dan canggih untuk mendeteksinya," kata rekan penulis studi ini, Julia Wildschutte dan Zach Williams, yang bekerja di laboratorium John Coffin di Universitas Tufts.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top