Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Kawasan

Pimpinan Dua Korea Berdamai

Foto : AFP/Korea Summit Press Pool/Korea Summit Press Poo

Pertemuan Bersejarah - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un (kiri) bersalaman dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in di garis demarkasi di wilayah gencatan senjata, perbatasan Desa Panmunjom, zona demiliterisasi (DMZ) antarnegara, Jumat (27/4). Kim sempat mengajak Moon melintasi garis demarkasi ke wilayah Korea Utara. Pertemuan bersejarah itu untuk mengakhiri konflik yang terjadi selama puluhan tahun serta mengurangi ketegangan atas program senjata nuklir Utara.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Bertemunya Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dalam agenda pertemuan tingkat tinggi antar-Korea di Gedung Perdamaian Korea Selatan, Jumat (27/4), telah menghasilkan kesepakatan perdamaian yang tertuang dalam Deklarasi Panmunjeon.

Lahirnya deklarasi yang melahirkan era baru perdamaian di Semenanjung Korea ini merupakan hasil dari komitmen kedua pemimpin negara yang menginginkanadanya stabilitas di kawasan yang telah terpisah akibat perang saudara pada tahun 1950-1953 tersebut.

Menurut laporan The Korea Times, terdapat tiga poin utama yang disepakati kedua belah pihak dalam deklarasi tersebut.

Pada poin pertama, pihak Utara dan Selatan akan berusaha pada upaya membangun kesejahteraan bersama dan persatuan melalui peningkatan hubungan dan kerja sama kedua Korea.

Keduanya akan kembali melakukan dialog dan negosiasi tingkat tinggi pada bidang yang luas, termasuk mendirikan Kantor Hubungan Bersama untuk memperlancar pertukaran dan kerja sama.

Dalam poin ini, juga disinggung partisipasi keduanya dalam agenda Asian Games 2018 untuk menunjukkan kearifan bersama, bakat, dan solidaritas.

Poin kedua, menekankan pada usaha kedua Korea untuk menjaga stabilitas dan keamanan kawasan, termasuk menurunkan ketegangan militer agar terhindar dari perang di Semenanjung Korea.

Adapun pada poin terakhir, kedua Korea sepakat untuk secara aktif bekerja sama untuk mendirikan sebuah rezim pemerintahan yang permanen dan berdamai secara solid di Semenanjung Korea.

Pada poin ini juga disinggung mengenai upaya kedua negara untuk mewujudkan Semenanjung Korea yang bebas nuklir melalui denuklirisasi atau pelucutan nuklir dengan dukungan dan kerja sama komunitas internasional.

Pelucutan nuklir, merupakan syarat mutlak perdamaian yang diajukan Korea Selatan, Amerika Serikat, dan juga Jepang kepada Korea Utara.

Menyikapi peristiwa positif ini, pemerintah Indonesia menyambut baik hasil pertemuan tersebut, seperti yang dikutip dari pernyataan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, pada laman resmi Twitter- nya.

Menteri Retno menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengikuti dengan saksama Pertemuan Tingkat Tinggi AntarKorea yang berlangsung pada Jumat di zona demiliterisasi antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Dia juga menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia berharap pertemuan antarpemimpin Korea itu akan memantapkan fondasi bagi perdamaian jangka panjang di Semenanjung Korea dan membawa kemakmuran bagi rakyat kedua negara.Ant/AR-2

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top