Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Pilkada Serentak

Foto : ANTARA/Nur Muhamad.

Warga Kelurahan Air Bang, Kecamatan Curup Tengah, Rejang Lebong menunggu pemanggilan untuk mencoblos di TPS 04 pada Pilkada Serentak 2020 di wilayah itu, Rabu (9/12/2020).

A   A   A   Pengaturan Font

Pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020, sudah selesai digelar, Rabu (9/12). Pilkada kali ini dilaksanakan serentak di 270 wilayah dari pukul 07.00 hingga 13.00 WIB. Terdiri dari sembilan provinsi, 37 kota, dan 224 kabupaten.

Keputusan untuk tetap menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020 di tengah pandemi sempat menimbulkan perdebatan, terutama di kalangan pakar dan akademisi. Ada yang memandang keputusan melaksanakan pilkada di bulan Desember 2020 tidak realistis dan penuh dengan risiko karena jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat secara nasional.

Selain itu, tahapan pilkada mulai dari pendaftaran calon telah menyebabkan terjadinya kerumunan massa, ditambah lagi dengan bakal calon yang sering kali mengabaikan protokol kesehatan. Ratusan bakal calon kepala daerah terindikasi melanggar aturan protokol kesehatan Covid-19, seperti membawa massa, berkumpul, dan melakukan arak-arakan saat mendaftar ke KPU. Mereka khawatir akan munculnya klaster baru dua minggu pascaproses pilkada.

Tidak hanya itu, Pilkada Serentak 2020 juga diprediksi akan mengalami degradasi kualitas yang disebabkan oleh turunnya angka partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat diprediksi akan menurun sebagai dampak pandemi yang menimbulkan kekhawatiran dalam diri masyarakat apabila ingin ikut berpartisipasi dalam setiap tahapan atau proses pilkada, termasuk dalam menyalurkan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari pelaksanaan Pilkada Serentak.

Memang pilkada kali ini digelar secara berbeda lantaran dilaksanakan di tengah pandemi virus korona. Karena itu, KPU sengaja mengangkat 'Protecting Human Life, Enhancing Integrity and Advancing Democraty', sebagai tema besar dalam pesta demokrasi daerah ini.

"Protecting Human Life, Enhancing Integrity and Advancing Democraty" berarti Melindungi Kehidupan Manusia, Meningkatkan Integritas dan Memajukan Demokrasi sesuai dengan pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 yang digelar dalam situasi pandemi Covid-19.

KPU harus menjaga dan melindungi pemilih agar tetap sehat dan selamat meskipun tetap memakai hak pilihnya dalam situasi pandemi Covid-19. Alhamdulillah, proses pemungutan suara berjalan dengan lancar.

Hasil sementara siapa yang menjadi pilihan rakyat sebagai kepala daerah untuk lima tahun mendatang bisa dilihat dari hitungan cepat sejumlah lembaga survei. Untuk hasil finalnya tentu harus menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) wilayah masih masih sesuai dengan tingkatannya.

Tentu ada pasangan calon kepala daerah yang tidak puas dengan proses dan hasil pemilihan itu. Itu sangat wajar. Bagi yang tidak puas, dapat menempuh gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Yang terpenting, ketidakpuasan pasangan calon terhadap proses dan hasil pilkada disampaikan sesuai prosedur hukum tata negara yang berlaku dan jangan sampai berakhir dengan kekerasan fisik.

Selain itu, kita juga perlu mengingatkan KPU agar terbuka dan transparan dalam penghitungan suara. Buku akses ke semua media massa, pemantau pemilu, termasuk ke semua tim suskes kandidat. KPU jangan sekali-kali menutup akses informasi ketika tengah melakukan penghitungan suara.

Saat ini kita sudah tidak bisa bermain-main lagi dengan arus informasi. Masyarakat kita sudah sangat kritis dan dewasa dalam berdemokrasi. Keberhasilan pilkada kali ini salah satunya ditentukan oleh transparansi dari penyelenggara pilkada. Keberhasilan atau kegagalan penyelenggara pilkada sangat bergantung pada informasi dan pengolahan data.

Setelah pemungutan suara, semua peserta baik itu pasangan calon, partai politik dan tim sukses dapat menahan diri dan menerima apa pun hasil pilihan rakyat. Semua sudah bekerja keras, baik calon maupun timses partai. Mari kembali bergandengan tangan. Kitacooling down dulu.

Semua kita berharap apa pun hasil pemungutan suara di pilkada ini tidak akan menimbulkan perpecahan walaupun terdapat perbedaan pilihan politik. Siapa pun kepala daerah yang terpilih harus diterima dengan lapang dada atas dasar pilihan rakyat. Setelah semua tahapan pilkada selesai, semua pihak harus kembali bersatu membangundaerahnya masing-masing. n

Komentar

Komentar
()

Top