Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Triwulan III-2020 I RI Masuki Resesi setelah Triwulan III Alami Kontraksi 3,49%

Pilar Penopang Ekonomi Mulai Tumbuh

Foto : Sumber: BPS, Kemenkeu - KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

» Konsumsi pemerintah tumbuh tinggi karena belanja negara mencapai 771,37 triliun rupiah.

» Penegakan protokol kesehatan harus ketat untuk mendorong kelas menengah atas berbelanja.

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (5/11) mengumumkan perekonomian Indonesia pada triwulan III-2020 masih terkontraksi 3,49 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun lebih baik dibanding triwulan sebelumnya yang berkontraksi 5,32 persen.

Dengan kontraksi pada dua triwulan berturut-turut maka Indonesia memasuki resesi ekonomi menyusul sejumlah negara di dunia yang sudah mengalami pada triwulan kedua lalu.

Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, pada jumpa pers dalam jaringan di Jakarta, mengatakan kendati masih berkontraksi, perekonomian Indonesia sudah menunjukkan pemulihan setelah pemerintah melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pemulihan, jelas Suhariyanto, terlihat pada perbaikan dari sisi lapangan usaha, baik industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, maupun pertambangan dibanding triwulan sebelumnya. Sektor industri tercatat tumbuh 5,25 persen, pertanian tumbuh 1,01 persen, perdagangan tumbuh 5,68 persen, konstruksi 5,72 persen dan pertambangan tumbuh 1,72 persen.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, konsumsi pemerintah dan ekspor juga tumbuh positif secara kuartal pada triwulan III-2020.

Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,7 persen, investasi tumbuh 8,45 persen, konsumsi pemerintah tumbuh 16,93 persen dan ekspor tumbuh 12,14 persen. "Konsumsi pemerintah tumbuh tinggi karena belanja negara triwulan III-2020 mencapai 771,37 triliun rupiah yang didorong kenaikan belanja bantuan sosial serta barang dan jasa," kata Suhariyanto.

Lebih lanjut, Suhariyanto menjelaskan kontraksi yang terjadi pada triwulan ketiga lebih disebabkan oleh terhambatnya pemulihan ekonomi karena kasus Covid-19 yang masih tinggi.

Secara kumulatif atau tahun berjalan perekonomian Indonesia hingga triwulan III-2020 masih kontraksi 2,03 persen.

Menanggapi kinerja perekonomian yang masih berkontraksi, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pencapaian yang lebih baik dibanding triwulan sebelumnya karena adanya proses perbaikan ekonomi atau pembalikan arah (turning point) dari aktivitas ekonomi nasional.

"Ada perbaikan dari aktivitas-aktivitas ekonomi nasional, seluruh komponen pertumbuhan ekonomi baik dari sisi pengeluaran dan produksi mengalami peningkatan," kata Menkeu.

Perbaikan kinerja, katanya, karena didorong peran stimulus fiskal melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang terlihat pada penyerapan belanja negara. Belanja negara pada periode tersebut tumbuh 15,5 persen terutama ditopang oleh realisasi bantuan sosial dan dukungan untuk dunia usaha terutama usaha mikro kecil dan menengah.

Kelompok Menengah

Secara terpisah, Tenaga Ahli Utama Kedeputian III, Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Edy Priyono, mengatakan perbaikan ekonomi itu bisa menjadi modal yang bagus untuk melangkah ke triwulan IV-2020. Tinggal memastikan kebijakan lanjutan agar lebih efektif untuk memulihkan ekonomi. Kebijakan kontra siklus (counter cyclical) harus dilanjutkan untuk melawan perlambatan ekonomi. Selain itu, kelompok menengah ke atas harus terus didorong untuk meningkatkan konsumsinya.

"Mereka selama ini diduga banyak menabung. Sebab itu, pemerintah perlu mendukung dengan menegakkan aturan tentang protokol kesehatan, karena kelompok menengah atas hanya mau keluar berbelanja jika merasa aman," katanya.

Sementara itu, Ekonom dari Universitas Airlangga, Imron Mawardi, mengatakan kontraksi pada triwulan III-2020 adalah wajar sesuai dengan perkiraaan sebelumnya. Dengan mencermati pencapaian itu, dia memperkirakan pada triwulan IV-2020, ekonomi mulai tumbuh positif dan berangsur pulih di tahun depan.

"Triwulan keempat akan lebih baik, paling tidak dalam setahun ini. Negatif tapi tidak terlalu dalam, bahkan mungkin triwulan-IV postitif, tapi sangat kecil. Kalau tren saat ini makin baik, saya kira tahun depan pemulihan akan terjadi, meskipun tidak seperti harapan karena untuk mencapai di atas 5 persen butuh waktu lebih lama," pungkasnya. n SB/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top