Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

PHRI Sulsel Optimistis Isu Resesi Tak Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Foto : ANTARA/Yusran Uccang

Arsip - Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan, Anggiat Sinaga (kiri).

A   A   A   Pengaturan Font

Perkiraan resesi pada 2023 tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang mulai bangkit setelah pencabutan PPKM pandemi Covid-19 pada akhir 2022.

Makassar - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan optimistis perkiraan resesi pada 2023 tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang mulai bangkit setelah pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pandemi Covid-19 pada akhir 2022.

"Kami optimistis tahun 2023 ini akan lebih baik dari tahun 2022, meskipun ada perkiraan resesi secara global," ujar Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga di Makassar, Kamis.

Menurut dia, sejauh ini pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional maupun di skala regional secara perlahan mulai membaik. Kondisi perputaran ekonomi juga mulai bergerak, termasuk keterisian hunian hotel dan restoran mengalami peningkatan.

"Bila melihat pertumbuhan ekonomi baik di daerah semakin membaik, bila ekonomi bergerak maka hunian hotel dan restoran pasti ikut bertumbuh sejauh ini," tutur dia.

Mengenai tingkat okupansi hotel di Sulsel tahun 2023, Anggiat memproyeksi akan lebih baik dari tahun 2022. Sebab, secara umum tingkat okupansi hotel di Sulsel tahun lalu berada di angka 45 persen sampai 48 persen.

"Melihat aktivitas mulai pulih kembali kita optimistis tingkat hunian hotel pada tahun 2023, bisa mencapai 52 persen hingga 55 persen dibanding tahun lalu," harap dia.

Kendati demikian, masih ada hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah yakni harga tiket transportasi khusus pesawat yang masih tinggi membuat perputaran ekonomi sedikit melambat dan berpengaruh pada kunjungan wisatawan.

Namun apabila ini dapat dikendalikan, tentu saja okupansi hotel akan membaik karena masyarakat semakin dimudahkan untuk bergerak meningkatkan perputaran ekonomi.

Sebelumnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan melansir pada November 2022 tercatat hanya 526 kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sulsel. Jumlah ini turun 41,36 persen dibanding Oktober 2022 yang mencapai 897 kunjungan.

Meski demikian, angka tersebut tidak berpengaruh besar terhadap Tingkat Penghunian Kamar (TPK). Untuk hotel klasifikasi bintang di Sulsel pada November 2022 meningkat 3,72 poin. Bila dibandingkan dengan TPK pada Oktober 2022 tercatat 51,75 persen dan naik menjadi 55,47 persen pada November 2022.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top