Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Petugas PPSU Juga Manusia

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jadi, tidak ada kepemimpinan yang melayani. Padahal pemimpin yang sejati haruslah pelayan sejati. Ini bisa dikatakan gaya amtenar karena ternyata pelonco semacam itu bukan yang pertama sebagaimana diungkapkan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi. Dia pun geram dan minta lurah Jelambar, Agung Tri Atmojo, dicopot.

Jadi, pertanyaan lain bagaimana camat, wali kota, atau gubernur Jakarta lengah terhadap pelonco-pelonco yang tak beradab seperti itu. Makanya, perlu dievaluasi segala gaya kepemimpinan di DKI mulai dari lurah, camat, wali kota, dan jika perlu gubernurnya. Jangan sampai kelak gaya seperti itu terulang

Semestinya, pegawai berstatus honorer diperlakukan lebih tinggi dari pegawai tetap karena berstatus honorer saja mereka mau menjalankan tugas berat seperti menyapu jalan dan mungkin juga termasuk membersihkan sungai kotor, hitam, bau, dan pekat yang sekarang menjadi tempat mereka dipelonco.

Sungguh mengerikan perlakukan atasan pada pegawai rendahan. Sudah digaji rendah, status tidak jelas, tetapi pelonconya sangat menjijikkan seperti itu. Apakah pegawai rendahan juga berarti boleh diperlakukan dengan cara apa pun?

Apa yang menjadi latar belakang lurah Jelambar dan stafnya sehingga terjadi penghinaan seperti itu? Sayang Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Effendi, ternyata tahu. Namun dia hanya berujar, "Keterlaluan bersenang-senang di situ." Kata Rustam, itu bukan bagian tes, tetapi kegembiraan setelah kontrak diperpanjang. Lalu mengapa wali kota tidak menindak, meski mengetahui.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top