Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Peternak di Israel Manfaatkan Sarang Robot Agar Bisa Perpanjang Hidup Lebah

Foto : AFP/JACK GUEZ

Sarang Robot I Seorang peternak lebah berdiri di depan sarang robot buatan startup Beewise yang berada di Kibbutz Bet Haemek, Galilee, Israel, pada pertengahan Mei lalu. Sarang robot ini diciptakan untuk memastikan agar serangga lebah penyerbuk bisa berumur panjang.

A   A   A   Pengaturan Font

Sarang-sarang lebah yang berada dikibbutz(pemukiman kolektif) Galilee, Israel, sebenarnya berfungsi sebagai sarang seperti pada umumnya, tetapi tempat pemeliharaan lebah yang dibangun oleh peternak lebah di sini telah melengkapinya dengan sistem kecerdasan buatan berteknologi tinggi yang diatur untuk memastikan agar serangga penyerbuk vital ini bisa berumur panjang.

"Ada dua juta lebah di sini," kata Shlomki Frankin, saat ia masuk ke dalam sebuah rumah lebah seluas 12 meter persegi di Kibbutz Beit Haemek di Israel utara.

"DijulukiBeehome, proyek ini merupakan gagasan dari sebuahstartupIsrael dan setiap rumah lebah itu sanggup menampung hingga 24 sarang lebah," papar Frankin yang mengenakan topi dan kerudung untuk melindungi dirinya dari sengatan.

Pria peternak lebah berusia 41 tahun itu mengatakan bahwa sarang lebahnya telah dilengkapi robot serbaguna yang melakukan segalanya mulai dari memantau lebah hingga menyesuaikan habitat dan merawat mereka.

StartupBeewise menggagas ide sarang robot ini dalam upaya untuk mengurangi tingkat kematian pada spesies yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan tajam karena ancaman degradasi lingkungan.

"Robot telah dilengkapi dengan sensor yang memungkinkannya mengetahui apa yang terjadi di bingkai sarang," kata Netaly Harari, direktur operasional di Beewise. "Berkat kecerdasan buatan, perangkat lunak kami tahu apa yang dibutuhkan lebah," papar dia saat berada di bengkel tempat sarang lebah itu dirakit.

Keunggulan lain dari sarang robot ini yaitu dapat secara otomatis mengeluarkan madu, air, dan khasiat obat-obatan dari sarang lebah tersebut.

Selain itu, jika masalah muncul, peternak lebah diperingatkan melalui aplikasi, hingga memungkinkan mereka untuk melakukan intervensi jarak jauh melalui komputer atau turun ke lapangan secara langsung jika perlu.

"Sarang robot Beewise beroperasi dengan energi matahari, memiliki suhu yang dapat disesuaikan, menghilangkan hama dan bahkan dapat mengekstrak madu secara otomatis menggunakan sentrifugal terintegrasi," kata Harari.

"Pada akhir Mei,startupini berharap dapat memproduksi madunya sendiri untuk pertama kalinya," ungkap Harari. "Produksi madu pertama di dunia yang dibuat dengan kecerdasan buatan," imbuh dia.

Sementara Bagi Frankin, sarang robot semata-mata adalah alat untuk peternak lebah yang tak bisa menggantikan tugas mereka.

"Sarang-sarang robot ini bisa menghemat banyak waktu, karena mereka memungkinkan saya untuk melakukan banyak hal sederhana dari jarak jauh," ucap dia.

Sekitar seratus sarang lebah berteknologi tinggi ini sudah berfungsi di Israel, dengan selusin lainnya telah dikirim ke Amerika Serikat. Langkah selanjutnya, Beewise sedang menjajaki pasar di Eropa dalam kurun waktu dua tahun.

Sejak diresmikan pada 2018,startupini kini telah memiliki 100 karyawan dan pada April telah mengumpulkan sekitar 80 juta dollar AS dari pengembangan ekspornya.

Lindungi Koloni

Menurut Profesor Sharoni Shafir yang mengepalai pusat penelitian lebah di kampus Rehovot Hebrew University, Yerusalem, teknologi tersebut dapat membantu melindungi koloni lebah yang semakin terancam.

"Kadang-kadang, seorang peternak lebah membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menyadari ada masalah," kata dia seraya menambahkan bahwa dengan sarang robot, peternak lebah dapat menangani masalah secarareal-timehingga bisa mengurangi tingkat kematian lebah.

Menurut sebuah sebuah studi pada 2019, satu dari setiap enam spesies lebah telah punah secara regional di suatu tempat di dunia dengan dugaan pendorong utama kepunahan mereka yaitu akibat hilangnya habitat dan penggunaan pestisida.

"Penurunan ladang bunga karena konstruksi, telah mengurangi sumber dan keragaman makanan lebah. Selain itu, penyakit dan hama sepertivarroa destructor, tungau yang memiliki efek merusak pada lebah madu," ucap Shafir.

"Di Israel, antara 20 dan 30 persen sarang-sarang lebah menghilang setiap tahun," imbuh pakar entomologi itu, seraya menegaskan bahwa setiap manusia amat bergantung pada lebah.

Shafir mencatat bahwa sebagian besar makanan yang dikonsumsi manusia adalah hasil penyerbukan silang oleh lebah dan serangga lainnya. Lebih dari 70 persen tanaman, termasuk hampir semua buah-buahan, sayuran, minyak sayur, rempah-rempah, kopi dan kakao bergantung pada serangga penyerbuk.

Oleh karena itu Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada 20 Mei merayakan Hari Lebah Sedunia, yang bertujuan untuk menggarisbawahi pentingnya melestarikan spesies lebah.

"Lebah dan penyerbuk lainnya telah hidup selama jutaan tahun. Eksistensi mereka memastikan keamanan pangan dan nutrisi, serta menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem yang hidup," kata FAO. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top