Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Petani Milenial Kaltim Bersiap Panen 10 Hektare Jagung

Foto : Antara Kaltim/ M Ghofar

Sekretaris Poktan Milenial Jenau Makmur Arnold Biki di lahan kebun jagung miliknya, Jumat (10/12).

A   A   A   Pengaturan Font

Kutai Kartanegara - Sejumlah petani di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang tergabung dalam Kelompok Tani Milenial Jenau Makmur bersiap memanen jagung seluas 10 hektare, dengan perkiraan hasil panen sebanyak 3 ton pipilan kering per hektare.

"Kami menyadari hasil rata-rata 3 ton pipilan kering per hektare ini sangat minim, sehingga kami butuh pembinaan dari instansi terkait baik Pemkab Kukar, Pemprov Kaltim, maupun pemerintah pusat," ujar Sekretaris Poktan Milenial Jenau Makmur Arnold Biki di Tabang, Kutai Kartanegara, Kaltim, Jumat (10/12).

Kelompok Tani (Poktan) Milenial Jenau Makmur yang total memiliki lahan seluas 60 hektare ini berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim.

Dari total lahan tersebut, 20 hektare di antaranya telah digarap. Rinciannya adalah 10 hektare ditanami jagung, 4 hektare ditanami padi ladang, dan 6 hektare lainnya ditanami ubi kayu, ubi rambat, serta sayur-mayur.

Khusus untuk jagung, lanjutnya, penanamannya telah dilakukan enam tahap yang dimulai pada September hingga Desember, sehingga panen perdana di kelompok ini akan dilakukan pada minggu ketiga Desember ini di lahan seluas 2 hektare.

"Masa panen selanjutnya akan dilakukan pada Januari tahun depan, sedangkan puncak panen diperkirakan pada Februari bersamaan dengan panen padi ladang seluas 4 hektare," ujar Aron, panggilan akrabnya.

Dia melanjutkan, terkait produktivitas yang masih rendah atau rata-rata hanya 3 ton per hektare, hal itu terjadi selain karena kurangnya pendampingan juga karena masih minim pemupukan, kemudian adanya serangan hama ulat grayek.

Untuk itu, ia berharap adanya bantuan dari pihak terkait agar dapat meningkatkan hasil panen, baik bantuan dalam bentuk pendampingan, pemupukan, maupun alat dan mesin pertanian (alsintan).

"Ada beberapa kendala yang kami alami dalam pengembangannya, seperti belum punya alsintan, akses jalan menuju lahan kelompok masih rusak, dan kami sangat membutuhkan pembinaan dari pihak terkait," ujar Aron.

Dia melanjutkan, kelompok tani yang didirikan pada 16 Agustus 2019 dengan komoditas unggulan jagung ini memiliki 20 anggota. Mereka berasal dari 11 kepala keluarga dengan jumlah laki-laki 13 orang dan perempuan 7 orang.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top