Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesejahteraan Warga

Petani Kulon Progo Kesulitan Jual Gula Semut

Foto : koran jakarta / eko s putro
A   A   A   Pengaturan Font

KULON PROGO - Petani nira di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kesulitan menjual gula semut karena rendahnya harga gula. Petani menjual gula semut ke koperasi sesuai pesanan konsumen. Kalau tidak ada pesanan, tidak mengirimkan produk sehingga gula akan menumpuk.

"Untuk mengatasi kondisi ini perlu ada pemasaran yang baik. Pasar yang berkelanjutan lebih dibutuhkan petani gula semut. Dengan demikian, petani akan senang dan kesejahteraan penderes nira lebih terjamin," kata petani nira, Rahmadi, di Kulon Progo, Kamis (8/3).

Jumlah total gula produksi petani koperasi bisa mencapai 150 ton per bulan. Untuk itu, Rahmadi mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo lebih banyak membantu dalam hal pemasaran produk. Karena sejauh ini bentuk permintaan dari konsumen belum rutin atau berkelanjutan.

"Memfasilitasi ekspor untuk koperasi juga bisa, supaya kami tidak dipermainkan oleh buyer dan kalau bisa ekspor sendiri akan enak atau dalam bentuk talangan dana untuk pembelian gula lewat koperasi," kata Rahmadi.

Terkait sertifikasi natura gula semut, Rahmadi mengaku belum pernah mendengar perihal sertifikasi natura bersifat nasional. Gula semut hasil petani selama ini bisa laku jual karena telah memiliki sertifikasi organik. Sertifikasi tersebut telah dibantu penerbitannya oleh koperasi serba usaha tempatnya bernaung.

"Sebenarnya sertifikat luar negeri itu tidak sulit, cuma penjualannya yang memang sulit. Tapi, meski ada sertifikat, kalau tidak ada pasar, buat apa?" keluh Rahmadi.

Beri Bantuan

Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan dalam waktu tiga sampai empat bulan ke depan, Pemkab akan membantu alat pengemas gula semut menjadi bentuk kemasan kecil kepada empat kelompok. Diberikan juga bantuan senilai 600 juta rupiah untuk membantu membangun lingkungan produksi gula semut yang sesuai dengan standar sertifikasi.

"Kami juga akan membantu mencarikan pasar. Jadi selain merintis sistem juga memfasilitasi," tambah Hasto.

Hasto mengatakan pemkab akan membuatkan pasar lokal dengan menyasar hotel-hotel yang ada di DIY supaya menggunakan gula semut produksi petani nira Kulon Progo. Pasar lokal sangat berpotensi besar dan pasarnya terbuka lebar.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemkab mengusahakan sertifikat natura yang standar nasional, pendampingan produksi, pengemasan, dan pemasaran. "Pasar lokal sangat terbuka lebar. Kalau menjual ke luar negeri keuntungannya sedikit, kami akan arahkan memasarkan gula semut dalam negeri. Kami targetkan stop ekspor gula semut, dan mulai menggarap pasar lokal," kata Hasto.

YK/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top