Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Petani Diminta Tak Jual Semua Panen Guna Jaga Stok Pangan

Foto : ANTARA/Hery Sidik

Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih.

A   A   A   Pengaturan Font

Bantul - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta para petani tidak menjual semua hasil panenan ketika menikmati panen raya guna menjaga stok pangan di masyarakat.

"Karena ketika terjadi panen raya tentu sesuai dengan hukum ekonomi harga itu pasti turun, jangan dijual semuanya, karena ke depan kebutuhan akan pangan itu selalu ada," kata Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih usai peresmian Lumbung Pangan Tradisional di Desa Sidomulyo, Bantul, Rabu.

Menurut dia, kelompok tani perlu menahan untuk tidak menjual semua hasil pertanian, dan menyimpan sebagian hasil panen untuk ketersediaan pangan jika dibutuhkan atau dijual ketika harga di pasaran tinggi.

"Perlu ditahan atau disimpan gitu di lumbung lumbung pertanian kita, kita jual seperlunya saja, jual sesuai dengan kebutuhan, jangan dijual semuanya lalu dibelikan untuk tujuan-tujuan yang sesungguhnya itu tidak prioritas, atau hanya keinginan saja," katanya.

Oleh karena itu, Bupati Bantul berharap dengan adanya lumbung pangan tradisional ini nantinya bisa mendukung perilaku konsumsi masyarakat dan petani Bantul, tidak lantas menjual hasil panen dengan harga berapapun meskipun rugi.

"Apalagi duitnya nanti digunakan untuk kepentingan-kepentingan yang sesungguhnya itu tidak kita butuhkan, hanya gaya hidup saja," katanya.

Dia mengatakan, padahal pada jaman dahulu para nenek moyang dan leluhur tidak ada tradisi menuruti gaya hidup berlebihan setelah menikmati hasil panen, namun hanya sesuai dengan kebutuhan.

"Para leluhur kita, orang tua kita dulu itu kan gaya hidup itu nggak ada, kita mengkonsumsi membeli sesuatu itu ya sesuai kebutuhan, dengan demikian maka kesejahteraan itu bisa dipertahankan dalam kondisi yang baik," kata AbdulHalim Muslih.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top