Petani Diminta Genjot Produksi Ubi Kayu
Produksi ubi kayu dipasok petani ke Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak.
Foto: ANTARA/MansyurLEBAK - Para petani diminta meningkatkan produksi singkong atau ubi kayu karena harga di pasaran relatif baik. Harga singkong sekitar 5.000 perkilogram. "Saya kira harga ubi kayu melonjak dari 2.000 per kilogram," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, di Rangkasbitung, Lebak, Senin.
Pemerintah daerah mendorong petani agar memperluas tanaman singkong guna menggenjot produksi karena permintaan pasar cenderung meningkat.
Areal lahan tidur yang tidak produktif agar dimanfaatkan untuk ditanami singkong. Ini akan dapat memenuhi ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi.
Berdasarkan data produksi ubi kayu Januari sampai 25 September di Lebak mencapai 26.420 ton dari panen seluas 2.000 hektare. Petani mengembangkan ubi kayu di lahan-lahan darat. Ada juga tumpang sari dengan tanaman jagung dan padi huma.
Ubi kayu bisa dijadikan bahan makanan camilan seperti getuk, keripik, opak, combro, misro, bolu, rebus, dan gorengan. Selain itu, juga ubi kayu bisa dijadikan bahan baku tepung tapioka yang dipasok ke Lampung.
"Kami minta petani agar mengembangkan tanaman ubi kayu guna memenuhi ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi keluarga," pinta Deni. Menurut dia, potensi pengembangan tanaman singkong cukup luas karena merupakan daerah agraris.
Selain itu, singkong tidak perlu banyak perawatan karena mudah tumbuh subur tanpa pupuk. Para petani di 28 kecamatan hampir semuanya menanam singkong, tetapi jumlahnya masih kecil. Selama ini, petani biasa memasok singkong ke Pasar Rangkasbitung, Tangerang, dan Jakarta.
"Kami berharap ke depan Lebak memiliki pabrik tapioka sehingga dapat menampung produksi singkong dari petani," harap dia. Junaedi (55) seorang petani dari Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, mengaku mengembangkan tanaman singkong seluas 2 hektare milik perusahaan swasta. Dia bisa menghasilkan produksi sekitar 30 ton per hektare.
Pertanian singkong setelah panen selama 11 bulan dijual ke penampung dengan harga 4.000 per kilogram. "Kami bisa menghasilkan pendapatan ekonomi 120 juta dari produksi singkong 30 ton dengan harga 4.000 per kilogram," katanya. Ant/G-1
Berita Trending
- 1 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 2 Kunto Aji Persembahkan Video Musik "Melepas Pelukan Ibu" yang Penuh Haru di Hari Ibu
- 3 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 4 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 5 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal
Berita Terkini
- Mengagetkan, Korea Selatan Kini Resmi Jadi Negara yang Masyarakatnya "Super Tua"
- Ayo Lawan Intoleransi dengan Tingkatkan Interaksi Antarumat
- Pemerintah Harap Natal 2024 Bawa Kesejahteraan Bagi Bangsa Indonesia
- Keren, Startup Binaan UI Juara Satu Ajang The Gade Sociopreneurship Challenge
- Jenderal Bintang Empat Ini Tinjau Langsung Kesiapan Pelabuhan Merak di Masa Nataru