Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Pangan I Produksi Harus Beragam agar Terhindar dari Kerawanan Pangan

Petani Berjuang Sendiri Hadapi Penyusutan Produksi Pangan

Foto : ANTARA/ARNAS PADDA

PETANI PERLU DIPERKUAT I Petani memupuk padi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (23/5). Menghadapi penyusutan produksi pangan tahun ini, petani perlu diperkuat dengan berbagai cara mulai dari penguatan akses informasi, pelatihan, dan pendampingan.

A   A   A   Pengaturan Font

Sementara itu, Dikutip dari Foreign Policy, Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok, Tang Renjian, baru-baru ini mencatat bahwa, setiap hari, 1,4 miliar penduduk Tiongkok mengonsumsi 700 ribu ton biji-bijian, 98 ribu ton minyak nabati, 1,92 juta ton sayuran, dan 230 ribu ton daging.

Hal itu yang menjadi alasan Presiden Tiongkok Xi Jinping sejak menjabat pada 2013 lalu memprioritaskan ketahanan dan swasembada pangan, karena sistem politik Tiongkok tetap rentan terhadap kerawanan pangan.

Xi sadar betul kalau kebergantungan pada pangan impor akan melemahkan sistem keamanan nasional Tiongkok. Dia menekankan bahwa "mangkuk nasi rakyat Tiongkok harus selalu dipegang teguh di tangan mereka sendiri dan diisi terutama dengan biji-bijian Tiongkok".

Pendekatannya untuk menjaga ketahanan pangan nasional bertumpu pada pencapaian swasembada dengan meningkatkan pasokan domestik. Pada Konferensi Kerja Ekonomi Pusat pada Desember 2022, Xi menegaskan kembali pentingnya memperkuat kapasitas Tiongkok untuk memastikan ketahanan pangan dan swasembada.

Xi mengakui bahwa melestarikan lahan pertanian adalah faktor yang sangat diperlukan dalam upaya mencapai swasembada pangan. Tiongkok telah mengalami tingkat kehilangan dan kerusakan lahan pertanian yang mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir. Survei penggunaan lahan terbaru menunjukkan bahwa total lahan subur di Tiongkok menurun dari 334 juta hektar pada tahun 2013 menjadi 316 juta hektar pada tahun 2019, kehilangan lebih dari 5 persen hanya dalam waktu enam tahun. Yang mengejutkan, lebih dari sepertiga lahan subur Tiongkok yang tersisa, mengalami masalah degradasi, pengasaman, dan salinisasi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top