Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Petaka di Balik Baunya Limbah Padat Non-B3 Bernilai Ekonomi

Foto : Istimewa

Ilustrasi limbah berbahaya di tempat pembuangan sampah.

A   A   A   Pengaturan Font

BEKASI - Limbah berbahaya dan beracun (B3), limbah padat non-B3 atau sampah rumah tangga merupakan sumberdaya. Semua punya nilai ekonomis. Limbah ini diperebutkan banyak pihak. Perebutan limbah dan wilayahnya berulang-kali diperagakan dengan model kekerasaan ramai diberikan berbagai media massa belakangan.

"Urusan limbah tidak bisa dianggap remeh. Complacated, rumit dan seringkali mengerikan. Perebutan limbah bisa mengakibatkan cacat tubuh. Bisa pula berujung maut. Limbah kawasan industri menjadi perburuan dan rebutan antar organisasi dan kelompok-kelompok tertentu,' kata Ketua Koalisi Persampahan Nasional, Bagong Suyoto dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Koran Jakarta, Senin (29/11).

Menurut Bagong, di dalamnya ada andil perusahaan dan pengusaha limbah. Pasti mereka punya massa, kekuatan dan modal besar. Kekuatan itu menggambarkan keperkasaan pemilik modal besar dan para jawara. Kekuatan itu bisa nyata, seperti sebilah pisau, pedang, samurai atau benda keras lainnya dan uang ratusan juta hingga miliaran rupiah, melainkan juga bisa ada kekuatan gaib.

"Justru kekuatan gaib ini yang sering jadi andalan serta sangat menakutkan. Bulu kuduk jadi merinding. Sulit dibayangkan oleh mata telanjang. Ada ion, ruh kesaktian. Para jawara memiliki networking luas dan para guru dan mahaguru nan ampuh dan dikdeng/digjaya," kata Bagong.

Kekuatan jawara ini muncul, tambah dia, ketika menakhlukan pesaing atau lawan. Soal tindak kekesaran, kasar terhadap lawan sudah lazim. Kasus perebutan penguasaan area dan limbah terjadi di kawasan-kawasan industri, antara lain Tambun, Cikarang, Bekasi, Karawang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top