Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Peta Jalan Pendidikan Tidak Harus Tiru Negara Lain

Foto : Istimewa.

Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Peta jalan atau road map pendidikan nasional sangat penting dalam mencapai tujuan negara melalui sektor pendidikan. Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda menilai penyusunan peta jalan pendidikan Indonesia tidak harus meniru dari negara lain.

"Peta jalan pendidikan tidak harus mencangkok pendidikan di negara-negara lain. Peta jalan pendidikan harus sesuai dengan modal kebudayaan dan modal sosial yang ada di Indonesia," ujar Huda, di Jakarta, Jumat (1/1).

Menurut dia, Indonesia memiliki modal yang cukup untuk membangun basis pendidikan terbaik pada masa yang akan datang. Kebesaran bangsa ini sudah diwariskan para pendiri bangsa khususnya di dunia pendidikan.

Rencana Strategis

Lebih jauh, Huda mengatakan peta jalan pendidikan yang ada saat ini masih berada pada level strategis. Dia merujuk pada peta jalan pendidikan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum bisa disebut sebagai peta jalan pendidikan nasional.

Dia menerangkan sebagai rencana strategis, peta jalan pendidikan yang disusun Kemendikbud masa berlakunya terbatas yaitu lima tahun saja. Di sisi lain, peta jalan yang sudah dibuat Kemendikbud juga belum memiliki naskah akademik dan belum memenuhi konteks regulasi serta syarat sebagai peta jalan pendidikan nasional.

"Sebab levelnya rencana strategis tentu masih terbuka untuk dilakukan perdebatan uji publik dan seterusnya," ucapnya.

Huda menekankan penyusunan peta jalan pendidikan nasional harus berpijak pada tri pusat yaitu berbasis kepada keluarga, sekolah, dan masyarakat. Menurutnya, jangan sampai peta jalan tersebut bebasis individu dan berorientasi pada pasar atau market.

"Jangan sampai peta jalan ini mewakili mazhab liberalisme pendidikan," katanya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbud, Hasan Chabibie mengatakan banyak program pendidikan terhambat oleh pandemi Covid-19. Hal ini terjadi hampir di setiap negara sehingga menyulitkan pendekatan ideal dalam pelaksanaan setiap program pendidikan.

"Semua perecanaan kita babak belur karena pandemi ini. Bukan hanya Indonesia saja, semua negara juga demikian karena sesuatu yang tidak bisa kita prediksi. Jadi memang agak susah melakukan pendekatan secara ideal, kondisi capaian yang ada dalam situasi ini," jelasnya.

Hasan mengajak seluruh pihak bergotong-royong dalam masa krisis seperti ini. Sinergi semua pihak diperlukan demi terciptanya lingkungan belajar yang aman, sehat dan nyaman.

"Tidak mungkin hanya menyerahkan secara sepihak, kepada kebijakan Kemendikbud atau aktivitas di sekolah. Sementara orang tua dan siswa tidak punya awareness (kesadaran) yang sama," tandasnya. n ruf/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top