Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Aviasi

Pesawat Ciptaan Charles F Ritchel yang Dilupakan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Dua puluh lima tahun sebelum Wright bersaudara berhasil menerbangkan pesawatnya, Charles F Ritchel telah terlebih dahulu berhasil menerbangkan pesawatnya. Pencapaian ini dilupakan oleh hampir semua orang kecuali sekelompok kecil sejarawan penerbangan.

Wright bersaudara yaitu Orville dan Wilbur Wright pada pagi tanggal 17 Desember 1903 berhasil menerbangan pesawatnya di dekat wilayah berbukit pasir di Kitty Hawk, North Carolina. Namun 25 tahun sebelumnya sudah ada mesin terbang berhasil mengudara.

Pada 1878, Charles F Ritchel disebut pernah menerbangkan pesawat terbangnya yang sangat aneh, berbahaya, dan tidak praktis. Bahkan meski belum ada referensi tentang sebuah pesawat terbang, hasil ciptaannya dirasa "mengganggu".

"Ketika saya membuatnya, orang-orang banyak menertawakan saya," kata Ritchel. "Namun, mereka juga menertawakan Nuh ketika dia membangun bahtera," ucap dia mengacu kepada perahu Nabi Nuh seperti dikutip dari laman Smithsonian Magazine.

Mesin terbang Ritchel mengeluarkan suara seperti gergaji mesin saat pilotnya memutar engkol tangan untuk memutar baling-balingnya. Saat itu pada 12 Juni 1878 dihadapan kerumunan ribuan massa, mereka menyaksikan pesawat ciptaan Ritchel terbang dari lapangan bisbol di Hartford, Connecticut.

Mesin terbang Ritchel saat itu dianggap sebagai tumpukan komponen mekanis yang tidak sedap dipandang mata. Mesin itu terdiri dari silinder kanvas sepanjang 25 kaki dan lebar 12 kaki yang diisi dengan hidrogen dan diikat ke sebuah batang. Dari alat ini tergantung rangka dari batang baja dan kuningan yang oleh Philadelphia Times disamakan dengan rangka sebuah perahu.

Sang pilot akan duduk di rangka ini seolah-olah itu adalah sebuah sepeda, mengendalikan pesawat itu dengan pedal kaki dan engkol tangan yang memutar baling-baling berbilah empat. Tentu saja perangkat itu tidak membangkitkan rasa percaya diri bagi banyak orang termasuk penciptanya.

Sebagai seseorang yang menggambarkan dirinya sendiri sebagai "profesor", Ritchel adalah penemu berbagai kreasi yang aneh, ganjil, dan tak lazim. Banyak yang menyebut kisah tentang kariernya seolah-olah diambil dari halaman novel Jules Verne yang dikenal sebagai perintis genre fiksi ilmiah.

Pada pertengahan 1880-an, Ritchel mengklaim telah mengajukan lebih dari 150 paten dan tidak semua patennya menyenangkan. Namun dalam kariernya, perpaduan antara kejeniusan dan kebodohannya yang unik mencapai puncaknya pada bulan Juni 1878 di Hartford.

Sayangnya karena keseimbangan berat dan peralatan sangat rumit, Ritchel terlalu berat untuk menerbangkan pesawatnya itu. Sebagai gantinya, ia mempekerjakan pilot Mark W Quinlan, yang beratnya hanya 48 kilogram. Quinlan adalah seorang masinis berusia 27 tahun dan penduduk asli Philadelphia, tetapi tidak banyak yang diketahui tentangnya, namun ia sangat berani.

Ketika persiapan untuk pesawat itu selesai, banyak orang menyaksikan saat Quinlan menaiki apa yang disebut "kursi" pilot dan pesawat udara Ritchel terbang setinggi 50 kaki, lalu 100 kaki, lalu 200 kaki.

Setelah terbang ke udara, Quinlan berhasil mengarahkan pesawat itu ke atas Sungai Connecticut. Bagi para penonton, jelas bahwa sang pilot memegang kendali. Namun saat ia terbang, angin bertiup kencang, dan mulai tampak seperti badai yang akan datang. Untuk menghindari terjebak dalam cuaca buruk dan menghadapi bencana yang hampir pasti terjadi, Quinlan segera mengarahkan pesawat itu kembali ke lapangan.

Di seluruh negeri, pengamat memuji tonggak sejarah penerbangan Ritchel yang aneh tetapi mengesankan. Pada tahun-tahun dan dekade berikutnya, pencapaian ini dilupakan oleh hampir semua orang, kecuali sekelompok kecil sejarawan penerbangan.

Mengancam Nyawa

Sehari setelah penerbangan publik luar ruangan pertama mereka yang sukses di Hartford, Quinlan dan Ritchel mencoba lagi di lapangan bola yang sama. Kali ini, cuaca kurang bersahabat dan angin bertiup kencang.

Walau pesawat Ritchel berhasil terbang setinggi sekitar 200 kaki, Quinlan mengalami kesulitan untuk mengendalikannya walau Quinlan berhasil mendaratkannya di Newington, sekitar lima mil jauhnya dari Hartford.

Sang penemu dan pilotnya tidak terpengaruh oleh kemunduran ini. Mereka mengadakan lebih banyak pameran publik tahun itu dengan campuran keberhasilan dan kegagalan termasuk sebuah insiden yang hampir merenggut nyawa Quinlan.

Kegagalan itu terjadi selama pameran pada tanggal 4 Juli di Boston. Saat itu mesin itu tidak berfungsi dan terus naik, melambung hingga ketinggian yang diperkirakan Boston Globe adalah 2.000 kaki. Quinlan tidak dapat menghidupkan baling-baling dan pesawat itu terus naik mencapai ketinggian hingga 3.000 kaki.

Dalam ketakutan sang pilot berpikir cepat dengan mengikat pergelangan tangan dan kakinya ke pesawat dan berayun dari tempat duduknya untuk memperbaiki baling-baling, lalu menggunakan pisau lipat yang kebetulan ada padanya sebagai alat darurat.

Perbaikan di udara yang berani berhasil, dan pesawat itu perlahan-lahan turun. Pesawat yang dikendalikan Quinlan lalu mendarat di Massachusetts, 44 mil dari tujuan awalnya, setelah penerbangan selama 1 jam 20 menit.

Menurut buku Tom Crouch, seorang kurator emeritus di Museum Dirgantara dan Antariksa Nasional Smithsonian dengan judul The Eagle Aloft: Two Centuries of the Balloon in America (1983), Ritchel dan Quinlan membawa pesawat udara itu dalam tur bersama sirkus keliling pada akhir tahun 1870-an. Ritchel juga menjual beberapa replika perangkatnya dan kemudian mencoba mengembangkan versi pesawat yang lebih besar yang sanggup menempuh jarak jauh yang ditenagai oleh 11 orang kru yang menggunakan engkol tangan. Tidak mengherankan, ide ini gagal mendapatkan momentum dan Ritchel menghilang dari sorotan berita utama. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top