Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pesan Ignatius Kardinal Suharyo Kepada GMRI: Mengembalikan Fitrah Manusia Sebagai Makhkuk Tuhan

Foto : Istimewa

Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo menerima Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) yang dimotori oleh Eko Sriyanto Galgendu, di Keuskupan Agung Jakarta.

A   A   A   Pengaturan Font

Pernyataan sikap dukungan terhadap Eko agar berani berada di garis terdepan telah diberikan oleh Kardinal sejak perkenalan mereka pada 20 tahun silam. Kali ini diulang kembali secara lebih tegas dalam bentuk tertulis berupa surat tulisan tangan lengkap berlogo Katedral, tempat kediaman Ignatius Kardinal Suharyo yang ditempati sekarang.

Cita-cita umat Katolik Indonesia, papar Ignatius Kardinal Suharyo, sungguh sangat mendukung sepenuh hati cita-cita NKRI, sehingga hampir di semua lini ada tokoh Katolik yang tampil sebagai pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Di antara para tokoh itu seperti Suryopranoto (dalam bidang agama dan pendidikan), Kasimo, Adi Sucipto (Angkatan Udara), Yos Sudarso (Angkaran Laut), KS Tubun (Kepolisian). Jadi cukup lengkap dalam upaya ikut merawat tanah air Indonesia.

Seperti Christiani itu, Katolik pun ingin melakukan pembebasan dari penindasan. Jadi sikap spiritual bangsa Indonesia jelas dalam perjuangan yang dilakukan untuk bangsa dan negara Indonesia ingin membangun peradaban manusia di masa depan yang kebih baik.

"Pada intinya, saya mendukung 100 persen perjuanganGMRI. Tugas GMRI yang terberat adalah mengembalikan fitrah manusia Indonesia sebagai makhluk Tuhan. Karena manusia bukan Tuhan, tapi sekadar makhluk ciptaan-Nya belaka. Maka itu agama jangan sampai kehilangan nilai-nilai spiritualitasnya," kata Ignatius Kardinal Suharyo berpesan kepada GMRI.

Segenap pesan Kardinal itu bisa dipahami oleh Eko yang acap mengungkapkan dalam istilah "Orang Jawa kehilangan Jawanya". Artinya, sikap dan sifat keagungan dan kearifan serta sifat rendah hati dan sangat penuh tenggang rasa.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top