Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kelompok Radikal - Keamanan Siber Mesti Jadi Perhatian Serius

Perusahaan Medsos Harus Ikut Perangi Terorisme

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk mengatasi penyebaran terorisme, pemerintah dan perusahaan medsos harus dilibatkan dalam menanggulangi masalah tersebut.

JAKARTA - Pemerintah dan perusahaan media sosial (medsos) harus berbagi tanggung jawab dalam memerangi penyebaran terorisme melalui medsos. Dalam presentasinya, Twitter menyebut telah menutup 1,2 juta akun yang diduga terafiliasi dengan organisasi teroris dalam dua tahun terakhir.

"Twitter dan perusahaan medsos lain harus membangun kerja sama yang erat dengan penegak hukum dan badan intelijen," kata Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton, usai pertemuan Sub-Regional Pemberantasan Terorisme yang diselenggarakan bersama oleh pemerintah Indonesia dan Australia, di Jakarta, Selasa (6/11).

Melawan penyalahgunaan teknologi dan internet oleh teroris menjadi salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Pertemuan diikuti sembilan negara, yakni Indonesia, Australia, Brunei Darussalam, Malaysia, Myanmar, Selandia Baru, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Menurut Peter, perwakilan dari Twitter Indonesia mempresentasikan upaya memperkuat keterlibatan swasta dengan pemerintah untuk memerangi penggunaan medsos oleh jaringan teroris. Twitter dan perusahaan medsos lain harus membangun kerja sama yang erat dengan penegak hukum dan badan intelijen.

Sangat Penting

Kerja sama ini, tambah Peter, harus dijalin terutama untuk mengelola pesan terenkripsi yang layanannya bisa digunakan untuk perencanaan serangan teror atau tindakan kriminal serius lainnya. Keterlibatan perusahaan medsos dalam pemberantasan terorisme dinilai sangat penting, dengan meningkatnya aktivitas masyarakat berbagai negara di medsos.

"Seluruh negara sedang menghadapi tingginya penggunaan medsos, tetapi perlu diingat bahwa perusahaan-perusahaan itu punya kewajiban untuk terlibat dan membantu para penegak hukum dalam menangani isu yang sangat serius ini," ujar Peter.

Ancaman terorisme yang terus berevolusi terutama dalam kaitannya dengan penyalahgunaan teknologi dan internet oleh teroris. Hal tersebut diakui oleh seluruh delegasi yang hadir dalam pertemuan sub-regional tersebut. Medsos digunakan untuk berkomunikasi dan menyebarkan ekstremisme, kekerasan, dan terorisme.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, mengatakan teroris menggunakan medsos untuk mencuci otak, mempengaruhi, bahkan memberi pelajaran merakit bom. Karena itu dibicarakan bagaimana swasta yang mengelola medsos dengan pemerintah bisa bekerja sama mencegah penggunaan medsos untuk tindak kejahatan.

Secara terpisah, Presdir Microsoft, Haris Izmee mengatakan menghadapi era Revolusi Industri 4.0 masyarakat harus dapat memahami dinamika yang muncul dan mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan. Contohnya, perubahan drastis yang terjadi sekarang, ketergantungan pada internet. Namun perlu diingat akhir-akhir ini marak terjadi serangan siber dan penyalahgunaan data. Untuk itu, keamanan siber mesti jadi perhatian serius

Data menunjukkan pada tahun 2017 produk atau layanan digital menyumbang 4% dari PDB Indonesia. Pada tahun 2021 diperkirakan akan meningkat menjadi 40%. Tentunya hal ini merupakan potensi besar yang jangan sampai terlewatkan. Tingginya angka digitalisasi, tambah Haris, membawa dampak negatif.

YK/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S, Antara

Komentar

Komentar
()

Top