Perusahaan Farmasi Lakukan Transisi Armada Operasional ke Kendaraan Listrik
kendaraan listrik
JAKARTA - Mengurangi emisi karbon di sektor transportasi adalah salah satu agenda utama untuk mencapai target nol emisi Indonesia pada 2060. Pasalnya sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap gas rumah kaca (27 persen), yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil.
Untuk mencapai target pengurangan emisi berdasarkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) Indonesia, transisi ke sepeda motor listrik atau kendaraan roda dua harus mencapai 1,8 juta pada tahun 2025 dan 13 juta pada tahun 2030, sedangkan kendaraan roda empat harus mencapai 0,4 juta pada tahun 2025 dan 2 juta pada tahun 2030.2
Untuk mendukung pencapaian tersebut, AstraZeneca, bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta mitra lokal, secara resmi meluncurkan transisi armada operasional AstraZeneca. Kendaraan tersebut perusahaan melakukan penggantian 500 sepeda motor dan mobil berbahan bakar bensin menjadi kendaraan listrik yang ramah lingkungan di Indonesia.
Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Se Whan Chon mengungkapkan, transisi armada kendaraan listrik (EV) memiliki peran besar dalam mewujudkan Ambisi Nol Karbon AstraZeneca. Perusahaan secara signifikan perusahaan ingin mengurangi dampak pada lingkungan dan memimpin gerakan dekarbonisasi sektor kesehatan, yang ditandai oleh janji Sustainable Healthcare bersejarah yang dipimpin oleh AstraZeneca selama sesi tematik perusahaan pada Indonesia Sustainability Forum 2023.
"Mencapai layanan kesehatan nol karbon tidak bisa dilakukan sendirian. Hanya dengan memelihara kerjasama global yang telah kita tunjukkan dalam melawan Covid-19, baru kita dapat suatu hari memulihkan bumi dan melindungi kesehatan manusia untuk generasi yang akan datang," ujar dia dalam acara transisi armada AstraZeneca di Jakarta, Selasa (31/10).
Ia menambahkan, transisi armada AstraZeneca ke kendaraan listrik merupakan inisiatif keberlanjutan terbaru perusahaan. Hal ini cermin dari komitmennya terhadap janji Sustainable Healthcare, yang dengan mengurangi emisi karbon gingga 900 metrik ton dari kendaraan operasional dan mendukung inisiatif pemerintah untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dengan bermitra bersama produsen kendaraan listrik lokal.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, mengatakan pemerintah selama ini telah bekerja dekat dengan AstraZeneca. Transisi armada tersebut menjadi bukti komitmen AstraZeneca Indonesia, tidak hanya terbatas pada transisi armada operasional menjadi kendaraan listrik saja, namun juga program penanaman pohon di sepanjang sungai Citarum yang sudah terlebih dulu dijalankan.
"Upaya ini selaras dengan visi pemerintah untuk mengurangi emisi karbon demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Saya berharap hal ini menjadi teladan bagi pelaku sektor kesehatan lainnya untuk peduli pada lingkungan dan alam"Diharapkan ini dapat menjadi contoh," ujar Nani.
Transisi armada AstraZenece diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU). Nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh para pimpinan PT AstraZeneca Indonesia, PT Volta Indonesia Semesta, dan PT Arthaasia Finance selaku penyedia kendaraan listrik.
Direktur Volta Iwan Suryaputra menyatakan, sinergi antara Volta dan AstraZeneca merupakan langkah besar dalam ranah mobilitas berkelanjutan. Integrasi yang mulus antara sepeda motor listrik Volta ke dalam bisnis kesehatan, meliputi teknologi mutakhir dan infrastruktur yang kuat, menjanjikan dampak yang mendalam dan bermanfaat untuk keberlanjutan lingkungan maupun efisiensi operasional AstraZeneca."
"Selain itu, komitmen kami melampaui integrasi ini; kami memberikan nilai yang substansial kepada mitra bisnis terhormat kami melalui ekosistem MCASH Group yang menyeluruh, meningkatkan dampak positif yang kami hasilkan," tambah Iwan.
Pada saat yang sama Direktur Utama PT Arthaasia Finance Eiro Taniguichi, mengatakan, pihaknya sepenuhnya mendukung gerakan keberlanjutan layanan kesehatan AstraZeneca dan percepatan adopsi kendaraan listrik. Arthaasia Finance sebagai bagian dari Mitsubishi HC Capital Global Group, percaya bahwa keuangan berkelanjutan memainkan peran penting dalam menyediakan sumber daya keuangan untuk inisiatif yang memiliki dampak lingkungan yang positif.
"Kami senang menjadi bagian dari kolaborasi internasional ini bersama AstraZeneca untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sambil mengatasi tantangan global yang mendesak, seperti perubahan iklim," ungkapnya.
Head of Corporate Affairs AstraZeneca Indonesia, Hoerry Satrio menuturkan proses transisi ini akan berlangsung secara bertahap hingga akhir 2024. Distribusi akan dilakukan bergantung pada produksi kendaraan listrik dan kesiapan internal.
"Kami akan memulai dengan mengubah armada operasional kami dengan 214 sepeda motor listrik dan 100 mobil listrik, yang akan mengurangi dampak emisi karbon dari aktivitas terkait mobilitas pekerjaan secara signifikan," pungkasnya.
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya