Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perusahaan Barat Hengkang, Tiongkok Dapat Cuan, Nilai Ekspor ke Rusia Melonjak Lebih dari 20%

Foto : RT

Ilustrasi - Pengiriman barang dari Tiongkok ke Rusia pada Juli melonjak lebih dari 20 persen dari tahun sebelumnya dalam dolar AS, menurut otoritas bea cukai Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rusia mengekspor barang-barang dari Tiongkok senilai 6,7 miliar dolar AS pada Juli lalu, meningkat sepertiga lebih dari ekspor bulan lalu, kata Bloomberg Senin (8/8), dilansir media Rusia RT, Selasa (9/8).

Menurut data yang dikutip dari otoritas Bea Cukai Tiongkok itu, barang-barang Tiongkok mengisi kekosongan yang ditinggalkan brand-brand Barat setelah Rusia dikenakan sanksi oleh negara-negara Barat.

Pengiriman barang Tiongkok ke Rusia pada bulan Juli melonjak 22,2 persen dari setahun sebelumnya dalam dolar AS, mengguncang penurunan 17 persen pada Juni dan menandai pertumbuhan pertama sejak Maret, menurut kalkulasi Reuters berdasarkan data tersebut.

Pertumbuhan impor Rusia terus menerus melaju tinggi pada 49,3 persen bulan Juli, meskipun lebih lambat dari perolehan 56 persen bulan Juni dan peningkatan 79,6 persen bulan Mei.

Secara keseluruhan, perdagangan bilateral Rusia-Tiongkok berada di angka 97,71 miliar dolar AS pada tujuh bulan pertama tahun 2022, naik 29 persen pada dasar tahunan.

"Diharapkan perdagangan luar negeri antara Tiongkok dan Rusia tahun ini dapat melampaui level 2021 ketika perdagangan bilateral berada di angka 146,87 miliar dolar AS, sebuah rekor yang tinggi," kata presiden Institut Riset Ekonomi Regional Tiongkok-Rusia Kontemporer, Song Kui kepada Global Times, Minggu.

Ia menjelaskan, selain kerjasama energi, di tahun-tahun terakhir perdagangan antara kedua negara telah meluas ke bidang pangan dan pertanian, kendaraan energi baru, dan bidang lain.

"Mengejar penyelesaian mata uang lokal dalam perdagangan antara Tiongkok dan Rusia juga memberikan kenyamanan lebih bagi para pedagang kedua negara untuk menstabilkan perdagangan asing dan menghindari hegemoni dolar AS," katanya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top