Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hari Pahlawan

Perundungan Anak Harus Dihentikan

Foto : Koran Jakrta/Muhamad Ma'rup

Penguatan Nilai-nilai I Menteri Sosial, Tri Rismaharini, berfoto bersama para pelajar dalam acara “Penguatan Nilai Kepahlawanan melalui Pelajar”, di Jakarta, Senin (22/11). Mensos minta anak-anak tidak saling mem-bully, tetutama kepada difabel.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perundungan terhadap anak harus dihentikan agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Demikian disampaikan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, dalam acara "Penguatan Nilai Kepahlawanan melalui Pelajar," di Jakarta, Senin (22/11).

"Itu yang saya tanamkan agar tidak ada bullying agar anak tidak minder, sehingga mau sekolah," ujarnya. Dia menekankan, setiap anak pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Dia menyebut, anak penyandang disabilitas kerap dirundung karena keterbatasan fisik. Hal ini membuat mereka semakin terhambat proses pengembangan potensinya.

Lebih jauh, Risma berharap, setiap anak bisa memiliki dan mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dia menambahkan, nilai kepahlawanan bisa membentuk anak menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dan tidak gampang putus asa. Untuk itu, momentum peringatan pahlawan harus berlanjut.

"Jadi, mereka harus terus diingatkan. Kalau nilai-nilai kejuangan sudah dipegang anak-anak, mereka tidak akan mudah menyerah atau putus asa. Itulah nilai-nilai yang harus diambil dari para pahlawan," katanya.

Risma menerangkan, perjuangan hari ini adalah melawan kemiskinan dan kebodohan. Di sisi lain, generasi masa depan harus siap bersaing dengan anak-anak dari seluruh dunia.

"Siapa pun diberi kesempatan untuk berhasil dan sukses. Tidak boleh menyalahkan keadaan atau keterbatasan," tandasnya.

Tantangan Risma
Pada kesempatan tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak 200 perwakilan pelajar dan minta mereka tidak melakukan bullying atau perundungan kepada sesama teman, terutama penyandang disabilitas. Menurut Risma, persatuan harus dibangun tanpa membedakan fisik, suku, agama, ras, dan golongan (SARA) untuk mempertahankan kemerdekaan dari penjajah yang telah diraih para pahlawan.

"Mulai sekarang, anak yang ada di sini tidak boleh mem-bully teman-teman, ya. Sepakat?" Tantangan Risma dalam pertemuan di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata tersebut kemudian ditanggapi setuju oleh para pelajar.

Risma juga sempat mengajak para pelajar untuk menari bersama dengan iringan lagu daerah. Dia mengharapkan kegiatan serupa bisa dilakukan di seluruh wilayah. Dengan begitu, para pelajar mendapat inspirasi dari para pahlawan.

Kegiatan "Penguatan Nilai Kepahlawanan Melalui Pelajar" diikuti 200 pelajar dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bandung.

Rangkaian acara Hari Pahlawan ditutup dengan penyerahan hadiah lomba karya ilmiah dan dialog bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Serangkaian acara tersebut sebelumnya berupa kunjungan ke makam pahlawan Mohammad Hatta, Kalibata, museum Perumusan Naskah Proklamasi, museum Sasmita Loka Ahmad Yani, museum AH Nasution dan monumen Pancasila Sakti. Kegiatan dilanjutkan nonton film dokumenter pertempuran 10 Nopember 1945.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top