Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pertumbuhan Penduduk Selandia Baru Hampir Terhenti karena Resesi

Foto : istimewa

Jumlah warga Selandia Baru yang meninggalkan negaranya mencapai rekor, dengan tujuan paling populer adalah Australia.

A   A   A   Pengaturan Font

WELLINGTON - Biro Statistik Selandia Baru, pada hari Senin (19/8), melaporkan pertumbuhan penduduk hanya 0,1 persen pada April-Juni 2024, sekitar 7.000 orang dari total 5,3 juta penduduk.

Dikutip dari France 24, pertumbuhan penduduk negara 'Kiwi' itu hampir terhenti, karena puluhan ribu orang meninggalkan ekonomi yang lesu dan mencari pekerjaan baru.

Meskipun Selandia Baru menempati peringkat tinggi dalam daftar tempat paling diminati di dunia untuk tinggal dan bekerja, dalam beberapa tahun terakhir jumlah kedatangan yang memecahkan rekor telah diimbangi oleh jumlah keberangkatan.

Hal itu kontras dengan kiwi, unggas khas dari Selandia Baru yang terkenal tidak bisa terbang, tetapi masyarakat Selandia Baru sebaliknya. Ya, burung kiwi dinobatkan sebagai ikon negara Selandia Baru karena beberapa hal berikut. Kiwi adalah burung yang khas berasal dari wilayah Selandia Baru dan telah endemik selama jutaan tahun di sana.

Pada bulan Juni, lebih dari 130.000 orang meninggalkan negara itu, termasuk sekitar 45.000 ke negara tetangga Australia saja.

Para komentator menyalahkan pertumbuhan ekonomi yang lambat, biaya hidup yang tinggi, dan krisis perumahan yang telah menyulitkan warga muda Selandia Baru untuk memiliki rumah.

Dalam sebuah makalah penelitian baru-baru ini, Analis Wellington Infometrics, Gareth Kiernan, mengatakan, Australia telah menjadi sangat menarik.

"Pandemi mungkin telah menyebabkan banyaknya orang yang ingin pergi untuk apa yang disebut orang Selandia Baru sebagai "OE" (Overseas Experience/pengalaman di luar negeri)," ujarnya.

Daya Tarik Australia

Namun Kiernan yakin ada hal lain yang terjadi. "Daya tarik pendapatan yang lebih tinggi dan biaya hidup yang lebih terjangkau di Australia telah dilihat sebagai pendorong utama meningkatnya arus orang," tulisnya.

Pada empat dekade lalu, Perdana Menteri Selandia Baru saat itu, Robert Muldoon, bercanda bahwa orang Selandia Baru yang berangkat ke Australia meningkatkan IQ kedua negara.

Bank Sentral Selandia Baru telah berubah dari mengkhawatirkan imigrasi yang memicu inflasi menjadi menguras otak akibat emigrasi.

Dalam pertemuannya di bulan Agustus, bank sentral memperingatkan bahwa "perlambatan imigrasi bersih" bersama dengan kebijakan moneter yang ketat dan penghematan pemerintah dapat "mengurangi permintaan".

Bank tersebut mencatat jumlah orang yang datang berkurang dan jumlah orang yang pergi meningkat "sebagian karena melemahnya kondisi ekonomi dan pasar tenaga kerja".

"Tren itu kemungkinan akan meningkat di tahun mendatang, masih belum pulih seiring kondisi pasar tenaga kerja di Selandia Baru akhirnya membaik," tutupnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top