Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pertemuan Trump-Kim Jong Un

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un akan menangguhkan uji coba rudal dan nuklir serta menutup tempat uji coba nuklir. Pernyataan ini disampaikan beberapa pekan usai Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika, CIA, Mike Pompeo, berkunjung diam-diam ke Korut bertemu Kim Jong-Un.

Korut menyatakan, ini untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dan perdamaian Semenanjung Korea.

Kim Jong-Un menilai, Korut tidak lagi perlu untuk uji coba nuklir maupun rudal balistik antarbenua karena telah mencapai tujuan dalam mengembangkan senjata nuklir. Area uji coba nuklir akan dibongkar secara transparan untuk menjamin penghentian uji coba nuklir.

Ini menjadi momen pertama Korut mengakui keberadaan senjata nuklirnya. Pernyataan Kim menjadi angin segar menjelang pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pertemuan dua pemimpin akan menjadi momen bersejarah AS dan Korut.

Belum banyak informasi yang terungkap soal rencana pertemuan bersejarah Trump dan Kim Jong-Un yang rencananya digelar Juni mendatang. Tapi, Trump telah melontarkan harapannya agar pertemuan ini bisa berujung kesepakatan denuklirisasi dengan Korut.

Sejumlah pihak berspekulasi tentang tempat pertemuan mulai dari Mongolia, Skandinavia, Eropa Utara hingga Singapura. Sedangkan sejumlah pejabat AS mengungkapkan, opsi beragam dalam beberapa bulan terakhir. Antara lain Ulaanbaatar -- ibu kota Mongolia, lalu Panmunjeom zona demiliterisasi antara Korut dan Korea Selatan (Korsel). Bisa juga di ibu kota netral Eropa seperti Stockholm atau Jenewa dst.

Korea Selatan adalah kandidat kuat untuk tempat pertemuan. Trump tidak akan mau mengunjungi Korut dan Kim juga sebaliknya tak mau ke AS alasan keamanan. Pilihan pertama mungkin Panmunjeom karena dekat Korut serta Kim Jong -Un tidak perlu menginap.

Kim bisa kembali ke Pyongyang. Sedangkan Trump tinggal di Seoul setelah pertemuan. Lainnya adalah Jeju, sebuah pulau resor Korea Selatan yang telah dijadikan tempat penyelenggaraan banyak konferensi internasional.

Publik masih bertanya -tanya mengapa Kim Jong -Un tiba tiba berubah sikap dan mau bertemu Trump. Salah satu analis mengatakan, Kim sangat khawatir dengan pendekatan garis keras Trump. Apalagi Trump tidak segan-segan memutuskan penggunaan opsi militer seperti terhadap Suriah.

Selain itu, Korea Utara ingin mendapatkan kelonggaran atas sanksi yang diberlakukan oleh AS dan anggota Dewan Keamanan PBB. Sanksi tersebut telah mencekik kediktatoran negara komunis tersebut. Tapi yang paling dikhawatirkan dunia internasional adalah rencana pertemuan Kim Jung -Un dan Trump ini hanya sebagai siasat Kim Jong -Un mengulur-ulur waktu sambil membangun gudang dan menyempurnakan senjata nuklirnya secara rahasia.

AS tampak berpikir sebaliknya. Negara adikuasa tersebut berusaha untuk mengakhiri perkembangan nuklir dan rudal Korea Utara sesegera mungkin, sebelum rezim Kim memperkuat teknologinya dan memperoleh kapasitas untuk melakukan penyerangan besar-besaran di wilayah AS dengan rudal nuklirnya. Apalagi Kim Jong Un adalah satusatunya orang yang dapat mengambil keputusan secara otoriter. AS tampaknya percaya bahwa meyakinkan Kim Jong-Un adalah cara terbaik yang tersedia untuk mewujudkan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Jalan menuju proses denuklirisasi Korea Utara masih panjang. Keberhasilan Pyongyang dalam pengembangan rudal balistik antarbenua dan bom hidrogen, memberikan kepercayaan pada Korea Utara bahwa mereka dapat berunding dengan AS dalam pijakan dan derajat yang sama. Karena itu, sangat sulit bagi AS untuk mendikte dan menekan Korut

Komentar

Komentar
()

Top