Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perpisahan Lempeng di Dunia "Antah Berantah"

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Penelitian yang menemukan adanya dorongan mantel (lapisan antara inti dan kerak) bumi dimulai pada 2016. Tim menggunakan dua kapal survei penelitian di RV Langseth dan RRV Discovery. Keduanya membawa 39 seismometer sebagai alat penelitian di dasar Atlantik.
Seismograf tersebut berupa Pencitraan Pasif dari Batas Lithosphere-Asthenosphere (Passive Imaging of the Lithosphere-Asthenosphere Boundary//PI-LAB) dan Eksperimen untuk Menggali Batas Astenosfer Kelautan (Experiment to Unearth the Rheological Oceanic Lithosphere-Asthenosphere Boundary/Euro-Lab).
Kapal selanjutnya berlayar ke bagian terluas Samudera Atlantik antara Amerika Selatan dan Afrika. Kapal berlayar menuju dunia "the middle of nowhere" atau antah berantah, sebut penulis utama penelitian Matthew Agius. Dia adalah mantan peneliti pascadoktoral Universitas Southampton, Inggris. Kini dia menjadi peneliti Universitas Tre, Roma, Italia seperti dilaporkan Live Science.
Tempat tersebut, kata Agius, sangat sepi jauh dari rute pelayaran internasional. Di sini kadang-kadang hari berlalu tanpa melihat satu pun kapal dan pesawat udara melintas. Ad interaksi terbatas pada paus dan lumba-lumba yang sesekali berenang.
Pada malam hari langit begitu gelap karena tanpa cahaya menyelimuti lautan luas. Yang ada hanya pemandangan galaksi dan bintang yang biasanya terhalang cahaya perkotaan. Sebuah bukti tempat penelitian sangat terisolasi dari dunia.
Hasil penelitian di tempat paling sepi di tengah samudera luas yang kosong ini menemukan tempat geologis yang sangat penting disebut Mid Atlantic Ridge atau Punggung Bukit Atlantik Tengah. Dia disebut juga sebagai batas tektonik terbesar planet ini.
Panjang Mid Atlantic Ridge membentang 16.093 km dari Samudera Arktik hingga ujung selatan Afrika. Tempat tersebut menjadi titik perpisahan antara lempeng Amerika dan lempeng Eurasia serta Afrika yang bergerak terpisah dengan kecepatan 4 cm per tahun.
Agius dan timnya menghabiskan waktu lima pekan berlayar melintasi sebagian kecil Mid Atlantic Ridge dengan panjang 1.000 km. Di sini peneliti menjatuhkan seismometer ke dasar laut untuk mendeteksi gelombang seismik seperti berasal dari gempa bumi.
Setahun kemudian, para peneliti mengumpulkan seismometer yang mereka jatuhkan tadi. "Sampai sekarang, kami tidak pernah memiliki gambaran bagus tentang apa yang terjadi di bawah laut," kata Agius.
Sebenarnya, pada titik tersebut para peneliti ingin mempelajari tentang cara lempeng itu lahir dan menua. Ternyata para peneliti menemukan bukti dari fenomena yang lebih dalam, yaitu Mid Atlantic Ridge yang mengejutkan.

hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top