Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 13 Des 2022, 14:20 WIB

Perpecahan Geopolitik Akan Membayangi KTT ASEAN-Uni Eropa di Brussels

Perpecahan geopolitik dapat membayangi pertemuan peringatan 45 tahun hubungan diplomatik Uni Eropa-ASEAN ketika para pemimpin kedua blok bertemu di Brussels, 14 Desember 2022.

Foto: CNA

BRUSSELS - Perpecahan geopolitik dapat membayangi pertemuan puncak peringatan 45 tahun hubungan diplomatik Eropa dan Asia Tenggara, ketika para pemimpin dari kedua wilayah berkumpul di Brussel pada Rabu (14/12).

Perdagangan, keamanan, dan pembangunan berkelanjutan menjadi agenda pada KTT bersama antara para pemimpin dari Uni Eropa (UE) dan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Tapi persoalan geopolitik bisa ikut bermain dalam pembicaraan.

Mengganggu KTT

Brussels kemungkinan akan mendorong agenda konektivitas ke depan dan mencoba merayu ASEAN dengan strategi Global Gateway-nya, pundi dana investasi infrastruktur senilai 300 miliar euro (US$320 miliar) untuk memacu proyek konektivitas di negara berkembang.

Rencana tersebut secara luas dipandang sebagai upaya untuk menyaingi Belt and Road Initiative Tiongkok. Eropa berusaha menjadi mitra pilihan.

Brussels juga berharap semua anggota ASEAN akan bergabung mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Tetapi itu bisa menjadi tugas yang sulit secara politik, kata pengamat. Respons Asia Tenggara terhadap perang yang sedang berlangsung di Ukraina sejauh ini sangat bervariasi.

Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney berkata, "Cara terbaik untuk mendekati perbedaan di Rusia adalah dengan berbicara dan berurusan dengan fakta dan hukum internasional."

"Dan jika kita membiarkan negara yang kuat seperti Rusia, (a) negara adikuasa militer, menyerang tetangga mereka, mencoba mengubah perbatasan internasional dengan kekuatan militer, maka itu ada konsekuensinya, karena menciptakan preseden untuk bagian dunia yang lain."

Dia menambahkan, "Saya pikir UE akan membuat kasus yang sangat kuat dan ada banyak negara di ASEAN yang memahaminya dengan sangat baik."

Hubungan antara UE dan ASEAN telah bertahan meskipun ada perbedaan. Sekarang saatnya bagi kedua blok untuk mengatur nada untuk beberapa dekade mendatang, kata pengamat.

Mencari Kesamaan

Dr Hu Weinian, seorang peneliti UE-ASEAN di Pusat Studi Kebijakan Eropa, percaya bahwa menjalin hubungan bisnis lebih banyak dengan ASEAN bisa menguntungkan Eropa.

"Setelah belajar dari pandemi Covid, dari invasi Rusia ke Ukraina, diversifikasi (dan) memiliki rantai pasokan yang tangguh di atas agenda perdagangan UE," katanya.

"ASEAN akan memainkan peran yang sangat penting dalam hal itu."

Uni Eropa dan ASEAN adalah mitra dagang terbesar ketiga setelah Tiongkok dan Amerika Serikat. PErdagangan barang dan jasa perdagangan di dua blok ini senilai lebih dari 300 miliar dolar AS tahun lalu.

Uni Eropa adalah penyedia investasi asing langsung terbesar kedua di ASEAN tahun lalu. Sementara investasi ASEAN di Eropa terus meningkat, tumbuh menjadi sekitar 140 miliar dolar AS pada 2019.

Namun, UE saat ini hanya memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan dua anggota ASEAN, Singapura dan Vietnam.

Brussel sedang mencoba memperluas daftar mitranya, tetapi kesepakatan di masa depan dapat diperumit oleh undang-undang UE yang baru yang membatasi impor barang terkait deforestasi atau kerja paksa.

Daniel Caspari, ketua Delegasi Parlemen Eropa untuk Hubungan dengan Negara-negara Asia Tenggara dan ASEAN, mengatakan, "Ada kebutuhan untuk menghentikan deforestasi secara global.Tetapi di sisi lain, kita harus menerima bahwa, negara-negara itu juga memiliki kepentingannya sendiri, negara-negara tersebut memiliki populasi yang menginginkan kesejahteraan dan pertumbuhan.

"Dan oleh karena itu, saya berharap pihak Eropa tidak berdiri, mengacungkan jari dan menjelaskan apa yang harus Anda lakukan, tetapi benar-benar menciptakan dialog."

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: CNA

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.