Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Permintaan Batubara Tiongkok akan Segera Mencapai Puncak, Seiring Meningkatnya Energi Bersih

Foto : Istimewa

Batubara mulai tergeser dari sektor ketenagalistrikan karena lonjakan besar penggunaan energi angin dan surya pada tahun lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Asosiasi Batubara Nasional Tiongkok atau China National Coal Association, baru-baru ini mengatakan, Tiongkok dengan cepat mendekati puncak konsumsi batu bara, namun peran bahan bakar fosil dalam membantu mengatasi masalah keamanan energi berarti penggunaannya akan stagnan untuk beberapa waktu setelahnya.

"Batubara mulai tergeser dari sektor ketenagalistrikan berkat lonjakan besar penggunaan energi angin dan surya pada tahun lalu, sementara krisis real estate membantu mengurangi permintaan dari industri berat," kata wakil sekretaris jenderal China National Coal Association, Zhang Hong.

Dikutip dari Bloomberg, pada saat yang sama, pertumbuhan energi terbarukan berarti batubara dibutuhkan untuk membantu menyeimbangkan pembangkitan energi yang terputus-putus.

Oleh karena itu, penurunan konsumsi yang tajam tidak akan terjadi dalam waktu singkat.

"Permintaan batu bara mencapai masa stabil, namun peran mendasarnya dalam mendukung keamanan pasokan energi Tiongkok sulit diubah dalam jangka pendek," kata Zhang pada KTT Internasional Impor Batubara Tiongkok di Xiamen, Tiongkok tenggara.

"Peran batu bara sebagai energi primer dan cadangan untuk memastikan ketahanan energi tetap tidak berubah, bahkan ketika kondisinya hampir mencapai puncaknya."

Tiongkok menambang dan membakar lebih dari separuh batubara dunia, menjadikan sektor ketenagalistrikan sebagai kontributor terbesar terhadap emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Serangkaian kekurangan listrik dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan pemerintah meningkatkan sektor pertambangan dan terus melakukan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru, meskipun negara ini berinvestasi lebih banyak dibandingkan negara lain dalam bidang energi ramah lingkungan.

Konsumsi batu bara naik 5,6 persen tahun lalu, peningkatan yang lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya, karena negara ini tidak menerapkan pembatasan akibat Covid-19 pada saat pembangkit listrik tenaga air dilanda kekeringan bersejarah.

Namun, Badan Energi Internasional memperkirakan konsumsi batu bara di Tiongkok akan menurun pada tahun 2024 dan mencapai titik stabil dalam dua tahun ke depan. Presiden Xi Jinping telah berjanji bahwa penggunaan bahan bakar di negaranya akan mulai menurun pada tahun 2026.

Perdebatan mengenai penggunaan bahan bakar terus berlanjut. Pada konferensi yang sama, kepala manajemen batubara di Guangdong Energy Group, Wu Wenbin, memperkirakan, peningkatan konsumsi sebesar 4 persen tahun ini. Sedangkan Fenwei Digital Information Technology, penyelenggara konferensi dan firma riset industri batubara, memperkirakan kenaikan sebesar 2 persen tahun ini untuk batubara pembangkit listrik.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top