Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perludem Ingatkan KPU Harus Penuhi Minimal Empat Indikator Integritas Pemilu

Foto : ANTARA/Oky Lukmansyah

Pemilih memperhatikan daftar pasangan Calon Presiden, Wakil Presiden dan calon legislatif saat simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di TPS 30 Kelurahan Panggung, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (26/12/2023). Simulasi yang diselenggarakan KPU Kota Tegal tersebut diikuti 284 pemilih dilaksanakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pemungutan dan penghitungan suara pada Pemilu 2024 mendatang.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Nur Agustyati mengatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus memenuhi minimal empat indikator untuk mewujudkan pemilihan umum (Pemilu) yang berintegritas.

Menurut Khoirunnisa, empat indikator Pemilu berintegritas itu harus dimiliki KPU agar penyelenggaraan pemilu mendapatkepercayaan dan legitimasi dari publik.

"Setidaknya ada empat indikatornya, yaitu transparan, akuntabel, jujur, dan akurat," kata dia saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Khoirunnisa menjelaskan bahwa transparansi dalam setiap proses yang dilakukan KPU, mulai dari sebelum hari pencoblosan atau masa kampanye, kemudian pada saat pencoblosan, hingga setelah pelaksanaan pemungutan suara, akan meyakinkan publik untuk menerima setiap proses politik yang dilakukan penyelenggara pemilu itu.

"Oleh sebab itu, KPU perlu transparan atas semua aktivitas tahapan pemilu," tutur dia.

Transparansi, ujar dia, juga akan mencegah timbulnya disinformasi, misalnya seperti dugaan surat suara yg sudah dicoblos seperti sejumlah tudingan pada Pemilu 2019.

Dia juga menekankan indikator lainnya yaitu akuntabel, jujur, dan akurat tidak kalah penting untuk ditunjukkan KPU, agar menghasilkan pemilu yang berkualitas dan berintegritas.

Dia mendorong agar seluruh indikator itu bisa dilakukan, tidak hanya oleh KPU, tapi juga lembaga pengawas penyelenggaraan pemilu yaitu Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Sehari sebelumnya, Senin (25/12), pemimpin Perludem itu juga mengkritisi format debat kedua Pilpres 2024 yang diselenggarakan pada Jumat (22/12), yang masih menempatkan simpatisan dan pendukung berada di belakang pasangan calon (paslon) yang berdebat.

"Catatan debat yang lalu masih soal formatnya yang masih ada suporter di belakang cawapres yang berdebat," kata dia.

Menurut Khoirunnisa, keberadaan pendukung dengan jumlah yang banyak justru membuat suasana di lokasi debat menjadi riuh dan seolah-olah dijadikan sebagai ajang pamer kekuatan masing-masing paslon.

"Suporter yang banyak malah membuat jadi riuh dan antarsuporter jadi semacamshow off forcekekuatan masing-masing," kata dia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top